PM Inggris Sunak Bahas Minyak dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, justru menjauhi pembicaraan tersebut akibat pemangkasan produksi minyak
PM Inggris Rishi Sunak (kiri) berunding dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dalam pertemuan bilateral di Nusa Dua, Bali, 15 November 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Nusa Dua, Bali – Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, menyerukan upaya untuk menstabilisasi pasar minyak saat berunding dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), hari Selasa, 15 November 2022, di Nusa Dua, Bali.

Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, justru menjauhi pembicaraan tersebut akibat pemangkasan produksi minyak.

PM Inggris yang baru itu bertemu secara terpisah dengan MBS, pemimpin de facto kerajaan Arab Saudi yang kaya minyak, ketika mereka berada di Bali untuk menghadiri KTT G20.

“Mengingat kenaikan harga energi global yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina, perdana menteri mengatakan dia berharap Inggris dan Arab Saudi dapat terus bekerja sama untuk menstabilkan pasar energi,” kata juru bicara PM Inggris.

Pertemuan itu bertolak belakang dengan sikap dingin Presiden Biden. Pejabat AS mengatakan bahwa AS tidak berencana bertemu dengan sang pangeran, yang dikenal dengan singkatan MBS, bahkan di tingkat yang lebih rendah.

Presiden Biden marah setelah kartel minyak OPEC+ yang dipimpin Arab Saudi memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebanyak dua juta barel per hari mulai November ini, sehingga menambah tekanan terhadap harga global dan berpotensi meningkatkan pendapatan pengekspor energi Rusia, yang bertentangan dengan kampanye pimpinan AS untuk mengisolasi Moskow atas invasinya ke Ukraina.

Biden memperingatkan Arab Saudi akan konsekuensi langkah tersebut, yang disebut para pembantunya di Gedung Putih sebagai upaya untuk membantu Partai Republik, oposisinya di pemerintahan, beberapa hari menjelang pemilu Kongres AS, di mana inflasi menjadi isu utama yang menyita perhatian pemilih.

ilustrasi opecIlustrasi - Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, Senin, 31 Oktober 2022, membela keputusan OPEC dan sekutu-sekutunya untuk memangkas produksi minyak. (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Arab Saudi bersikeras bahwa langkah itu hanya diambil atas pertimbangan faktor ekonomi. Akan tetapi, tindakan Saudi tetap membuat Biden marah, apalagi dirinya mengambil risiko politik Juni lalu saat mengunjungi Arab Saudi dalam misi untuk memastikan pasokan minyak.

Saat masih menjadi calon presiden, Biden sempat berjanji akan menghinakan Pangeran MBS, yang merupakan sekutu dekat mantan Presiden AS Donald Trump, atas isu-isu HAM yang menjeratnya.

Data intelijen AS yang sudah diungkap ke publik menyatakan bahwa sang pangeran memerintahkan pembunuhan dan pemutilasian jurnalis Saudi yang menetap di AS, Jamal Khashoggi.

Juru bicara PM Inggris mengatakan bahwa PM Sunak membahas “pentingnya kemajuan lebih lanjut dalam reformasi sosial, termasuk hak dan kebebasan perempuan” di kerajaan ultra-konservatif itu saat berbicara dengan MBS.

Mereka juga mendiskusikan “aktivitas destabilisasi” Iran, pesaing Arab Saudi di kawasan, seperti dikatakan oleh juru bicara tadi. (rd/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Presiden Biden Sebut Perusahaan Minyak Keruk Keuntungan dari Perang Ukraina
Presiden AS, Joe Biden, menuding perusahaan-perusahaan energi telah mengeruk keuntungan akibat perang Ukraina secara tidak adil
0
PM Inggris Sunak Bahas Minyak dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman
Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, justru menjauhi pembicaraan tersebut akibat pemangkasan produksi minyak