PGN Optimalkan Pengelolaan Gas Bumi Menuju Renewable Energy

PGN berupaya memaksimalkan peran sebagai Subholding Gas menuju renewable energy.
Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar.(Foto:Tagar/PGN)

Jakarta – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berupaya memaksimalkan peran sebagai Subholding Gas dan mampu menjaga kehandalan dan keberlanjutan energi gas bumi. Khususnya setelah melewati masa krisis tahun 2020 lalu akibat dampak pandemi Covid-19 dan transisi menuju renewable energy.

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar dalam acara Gasfest Conference 2021 menyebutkan, pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan demand energi termasuk gas bumi yang cukup signifikan. Bagi PGN, tahun 2021 menjadi momen untuk dapat bangkit kembali untuk melakukan ekspansi bisnis gas bumi termasuk LNG Retail. Mengingat adanya peluang besar akan demand gas yang meningkat di tahun-tahun mendatang.

Kita tidak bisa langsung memenugi kebutuhan energi dari fosil fuel ke renewable energy secara serta merta. Harus ada perantaranya salah satunya adalah gas.

“Menurut Wood Mckenzie, benar bahwa kebutuhan gas di tahun 2020 turun. Tapi pada tahun 2030, akan ada peningkatan sekitar 550 juta ton per tahun seiring dengan perkembangan proyek gas yang ada,” tuturnya Rabu, 28 April 2021,

Arcandra juga menjelaskan bahwa kebutuhan LNG dunia untuk 10 tahun yang akan datang juga masih positif. Kebutuhan LNG dan gas tetap akan naik walaupun dengan perkembangan renewable energy yang akan menggantikan sebagian demand dari energi.

“Ada risikonya kalau virus (Covid-19) belum mampu diatasi pada tahun 2021, kebutuhan demand yang digambarkan tidak akan tercapai. Namun demikian, kita berharap dengan perkembangan proyek, vaksin, dan sebagainya, kebutuhan LNG akan naik. Kemungkinan besar akan menyamai seperti sebelum Covid-19 terjadi, diiringi dengan menggeliatnya ekonomi di tahun 2021,” tegas Arcandra.

Harapan untuk PGN adalah industri gas akan tetap tumbuh. Sebab gas adalah salah satu bentuk energi yang dibutuhkan dalam masa transisi dari fosil fuel menuju renewable energy. 

“Kita tidak bisa langsung memenugi kebutuhan energi dari fosil fuel ke renewable energy secara serta merta. Harus ada perantaranya salah satunya adalah gas,” ungkap Arcandra.

PGNPGN Optimalkan Pengelolaan Gas Bumi Menuju Renewable Energy. (Foto:Tagar/PGN)

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Syahrial menambahkan, akibat pandemi Covid-19, kebutuhan gas termasuk LNG di Asia Pasifik mengalami penurunan. Namun sudah mengalami kenaikan mulai tahun 2021. Mengingat tahun ini sudah mulai rebound kembali naik walaupun belum sepenuhnnya mencapai angka seperti sebelumnya.

Dia menyebutkan, ada skenario pasca pandemi yang dilakukan dengan ada pertumbuhan Global LNG sekitar 4,2% berdasarkan data Bloomberg. Negara-negara seperti China dan India adalah dua negara yang sangat concern terhadap energi yang lebih ramah lingkungan. Hal itu akan meningkatkan demand energi di masa yang akan datang.

“Merupakan tanggung jawab besar bagi PGN dalam mengelola bisnis gas nasional untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. LNG akan berperan semakin besar untuk menjaga kehandalan pasokan gas untuk konsumen di seluruh sektor,” tandas Syahrial.

PGN sendiri menerapkan konsep multisource dan multidestination untuk menjaga kehandalan. Konsep tersebut memudahkan konsumen gas mendapatkan gas dari PGN tanpa ketergantungan dengan sumber hulu tertentu

Bagi PGN, LNG retail termasuk ke dalam bisnis baru di mana akan dikembangkan penyediaan infrastruktrur dan asset-asset yang dibutuhkan. Mengingat di Indonesia banyak daerah yang belum terjangkau gas, sehingga dengan dengan pengembangan bisinis LNG akan mampu mencapai pelanggan-pelanggan potensial menggunakan virtual pipeline.

“Infrastruktur LNG di masa depan akan massif terutama dengan proyek penugasan Kepmen 13 di wilayah Indonesia Timur, serta mendukung program strategis perusahaan untuk dapat merambah di pasar LNG internasional,” tandas Syahrial.

PGNPGN Optimalkan Pengelolaan Gas Bumi Menuju Renewable Energy. (Foto:Tagar/PGN)

Otimisme akan prospek  positif demand gas dimasa transisi energi, Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mendukung upaya-upaya eksplorasi dan pemanfaatan gas bumi. Cadangan gas bumi kurang lebih ada 43,6 TCF sehingga diharapkan mampu mengatasi krisis energi fosil yaitu minyak di masa depan.

Sepakat dengan Arcandra Tahar, gas bumi dapat menjadi perantara di masa transisi energi menuju renewable energy dan dapat menjadi peaker di saat-saat tertentu khususnya untuk pembangkit listrik. Selain itu, ada pertumbuhan LNG di tahun 2035 yang diperkirakan dari China, ASEAN, dan Asia Selatan (Bangladesh dan Pakistan).

Menurutnya, Thailand sebagai salah satu negara dengan konsumsi gas cukup tinggi Asia Tenggara, kedepan demand LNG-nya juga akan meningkat. Paramete Hoisungwan selaku Manager Internasional Business Strategy and Development Department PTT Public Company Limited menyampikan, produksi gas domestik dan tambahan supply gas dari Myanmar di Thailand ke depan akan mengalami penurunan, sehingga membutuhkan pasokan tambahan LNG. Tren demand LNG terus meningkat sekitar 4500 – 5000 MMSCFD sampai tahun 2048.

“Pemerintah mendorong untuk meningkatkan supply gas dengan mengimpor LNG dan memberikan mandat kepada PTT untuk mengembangkan infrastruktur LNG Receiving Terminal dengan kapasitas sekitar 7,5 MTPA yang akan selesai pada 2022. Dengan begitu, diharapkan dapat memenuhi demand gas yang tinggi dan mendorong pengelolaan gas dan LNG yang baik untuk mendukung ekonomi,” tegas Paramete. []

Berita terkait
Jaga Kinerja, Penjualan Gas Bumi PGN Awal 2021 Melebihi Target
PGN fokus menjalankan peran sebagai Subholding Gas dalam memenuhi kebutuhan dan layanan gas bumi.
Konsisten Kembangkan Talenta Unggul, PGN Raih Anugerah BUMN 2021
Subholding Gas PT Perusahaan Gas Negara, dinobatkan sebagai perusahaan dengan Pengembangan Talenta Unggul pada ajang Anugerah BUMN 2021.
Dampak Eksternal Pengaruhi Kinerja PGN 2020
PGN pada tahun 2020 membukukan pendapatan sebesar USD 2.885,54 juta dengan Laba Operasi sebesar USD 303,71 juta.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina