Petenis Alexander Zverev Protes Penonton di US Open 2023 yang Teriakkan Bait Pertama Lagu Kebangsaan Jerman

Mengapa Alexander Zverev protes sehingga penonton itu akhirnya diusir?
Ilustrasi - Bendera Jerman. (Foto: dw.com/id - Michael Bihlmayer/IMAGO)

TAGAR.id - Seorang penonton di turnamen tenis US Open 2023 diusir penyelenggara setelah meneriakkan bait pertama versi lama lagu kebangsaan Jerman. Mengapa versi lama itu bermasalah? Carla Bleiker melaporkannya untuk DW.

Petenis Jerman, Alexander Zverev, dalam putaran perdelapan final di turnamen tenis US Open 2023 melaporkan ulah seorang penonton kepada wasit, setelah penonton itu meneriakkan bait pertama versi lama lagu kebangsaan Jerman: "Deutschland über alles," atau Jerman di atas segalanya. Hal itu terjadi dalam pertandingan Zverev melawan petenis Italia Jannik Sinner.

Mengapa Alexander Zverev protes sehingga penonton itu akhirnya diusir? Itu terkait sejarah Jerman dan masa kekuasaan Nazi-Hitler.

"Dia meneriakkan frasa yang sangat mengganggu saya. Sebagai orang Jerman, saya tidak bangga dengan bagian sejarah itu,” kata Alexander Zverev kepada wartawan usai pertandingan yang akhirnya berhasil dia menangkan.

Frasa "Deutschland, Deutschland über alles" dulunya memang merupakan bagian dari lirik lagu kebangsaan Jerman, namun frasa itu dihapus setelah Perang Dunia II, dan yang digunakan hanya frasa dari baiut ketiga saja, yaitu "Einigkeit und Recht und Freiheit."

Alexander ZverevAlexander Zverev adalah petenis Jerman unggulan 12 yang juga pemegang medali emas Olimpiade Tokyo 2020 membalas ejekan penonton di babak 16 besar US Open 2023 (Foto: usopen.org/Brad Penner/USTA)

Berasal dari lagu "Lied der Deutschen"

Adalah komponis terkenal Joseph Haydn yang menciptakan melodi lagu "Lied der Deutschen" (Lagu Orang Jerman) yang kemudian sangat populer dan sering disebut "Deutschlandlied" (Lagu Jerman). Lagu itu pertama kali dikumandangkan tahun 1797 untuk menghormati Kaisar Franz II, penguasa terakhir dari Kekaisaran Tahta Suci Romawi, yang kemudian menjadi kaisar Austria.

Joseph Haydn hanya menciptakan melodinya. Liriknya dibuat kemudian oleh penyair Jerman August Heinrich Hoffmann von Fallersleben pada tahun 1841. Dia adalah seorang pendukung gagasan Jerman bersatu, yang ketika itu masih terdiri dari beberapa kerajaan kecil.

Itu sebabnya, dia menampatkan kata-kata pertama ini pada melodi Deutschlandlied: "Deutschland, Deutschland über alles / Über alles in der Welt" (Jerman, Jerman di atas segalanya / Di atas segalanya di dunia).

Pada tahun 1922, "Lied der Deutschen" secara resmi dinyatakan sebagai lagu kebangsaan Republik Weimar.

penduduk jermanIlustrasi - Penduduk Jerman (Foto: dw.com/id - Schoening/imageBROKER/picture alliance)

Masalah dengan era Nazi-Hitler

Ketika Adolf Hitler berkuasa pada tahun 1930-an, rezim Nazi menyalahgunakan ayat pertama – "Deutschland über alles” – untuk menekankan apa yang mereka lihat sebagai "keunggulan Jerman" dibandingkan dengan negara dan ras-ras lain.

Setelah pihak Sekutu mengalahkan Jerman dan Perang Dunia Kedua di Eropa berakhir tahun 1945, lagu kebangsaan itu dilarang dinyanyikan di depan umum. Ketika Jerman Barat berdiri, kanselir pertamanya Konrad Adenauer tahun 1952 meminta kepada Sekutu untuk mengizinkan lagi lagu kebangsaan, yaitu hanya bait ketiganya saja yang diawali dengan "Einigkeit und Recht und Freiheit / Für das deutsche Vaterland" (Persatuan dan keadilan dan kebebasan / untuk tanah air Jerman).

Dalam versi aslinya, "Lied der Deutschen" terdiri dari tiga bait, yang isinya memuji alam, penduduk dan tradisi Jerman. Bait kedua misalnya memuat kekaguman pada perempuan dan anggur Jerman.

Sedangkan negara Jerman Timur yang berhaluan sosialis ketika itu punya lagu kebangsaannya sendiri, yaitu "Auferstanden aus Ruinen" (Bangkit dari Reruntuhan)." Setelah reunifikasi Jerman, "Lied der Deutschen" menjadi lagu kebangsaan seluruh Jerman, tetapi hanya bait ketiganya saja. (hp/yf)/dw.com/id. []

Berita terkait
Pengadilan di Jerman Benarkan Pemecatan Karyawan Karena Hina Rekan Kerja
Dia diberhentikan karena menyebar konten yang mengolok-olok rekan kerja dan atasan di grup WhatsApp