Pesantren Jadi Kekuatan Baru Pengembangan Ekonomi Nasional

Wapres KH Ma’ruf Amin selalu berharap agar pesantren dapat turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi syariah
Wapres KH Ma’ruf Amin (Foto: setneg.go.id)

Jakarta – Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, menyebutkan pesantren memiliki posisi strategis yakni sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan sekaligus lembaga pemberdayaan masyarakat. Maka, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin selalu berharap agar pesantren dapat turut serta menjadi wadah pengembangan ekonomi, khususnya ekonomi syariah.

“Pembangunan ekonomi bukan sekadar kebutuhan, tetapi termasuk perintah Allah. Mengembangkan ekonomi adalah [termasuk] masalah agama yang sesuai dengan perintah syariah,” ujar Wapres saat menghadiri Doa/Istighasah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan RI ke-76 yang diselenggarakan oleh Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) secara daring, 8 Agustus 2021.

Pemerintah Indonesia, menurut Wapres, kini tengah mengembangkan ekonomi syariah. Pengembangan ekonomi pesantren menurut Wapres adalah salah satu potensi pengembangan ekonomi syariah. Hal ini didukung dengan fakta bahwa Indonesia saat ini memiliki sekitar 30 ribu pesantren, yang memiliki kurang lebih 4 juta santri. “Kita sedang mengembangkan ekonomi syariah. Kita harapkan dengan munculnya HEBITREN, pengembangan ekonomi pesantren akan menjadi kuat,” pesan Wapres.

Kendati demikian, Wapres tidak memungkiri bahwa saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi cobaan. Pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung dan memperlambat upaya pengembangan ekonomi dan aspek-aspek lain, perlu dihadapi dengan keyakinan optimis, disertai ikhtiar (upaya) tanpa henti, dan berserah diri kepada yang Maha Kuasa (tawakal).

Pesantren di AcehSejumlah santri hendak melakukan aktivitas pembelajaran di Yayasan Darul Amna. (Foto: Tagar/Dok. ACT Aceh)

“Pertama, bahwasannya musibah ini dan musibah yang lain sebenarnya adalah cobaan Allah. Karena memang sejak Allah menjadikan manusia ini, sudah menyatakan bahwa Allah akan memberikan ujian dan cobaan,” urai Wapres.

Keyakinan bahwa pandemi ini adalah cobaan dari Allah akan membuat semua pihak percaya, menerima, dan menghadapi pandemi ini dengan bijak. “Di sini lah pentingnya kita bersabar,” imbuh Wapres. Sabar, lanjut Wapres, bukan berarti berdiam diri, melainkan melakukan upaya-upaya untuk menjaga diri.

“Dari sisi suluki (ajaran Allah dan Rasul), kita juga harus melakukan ikhtiar sababiyah (upaya sebab-akibat), itu menjadi bagian yang juga diperintahkan Allah SWT,” tegas Wapres. Ikhtiar sababiyah tersebut meliputi upaya-upaya untuk mengurangi dampak negatif akibat pandemi, seperti mematuhi protokol kesehatan, menggiatkan 3 T (tracing, testing, dan treatment), dan melakukan vaksinasi.

Sementara itu, menurut Wapres, hal tak kalah penting setelah semua upaya adalah ber-tawakal, berpasrah sambil berdoa, salah satunya dengan doa bersama atau istighasah seperti malam tadi. “Kita mohon kepada Allah agar musibah ini segera diangkat, tetapi, di dalam masalah ijabah (penerimaan doa), itu adalah hak preogatif Allah. Kata ulama, doa itu ibadah, kewajiban kita, tetapi urusan istijabah (keterkabulan doa), itu urusan Allah,” tegas Wapres.

PesantrenPesantren di Indonesia. (Foto:Tagar/kompasmadura.blogspot.com)

Dalam acara bertajuk “Munajat untuk Indonesia Sehat dan Ekonomi Bangkit” tersebut, hal serupa juga disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. “Di balik pandemi, ada pesan penting dari Allah SWT, yaitu pesan agar kita semakin tawakal, semakin mendekat,” ujar Perry.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat HEBITREN, KH Moh Hasib Wahab Abdullah, melaporkan bahwa HEBITREN, yang lahir dari forum silaturahim 110 pesantren usai Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020, mengambil peran sebagai suatu kekuatan ekonomi alternatif, untuk solusi dalam perkembangan ekonomi nasional, khususunya di masa pandemi. “Pesantren-pesantren sudah membuktikan usaha-usaha bersama kemitraan Bank Indonesia,” ujar Moh Hasib.

Selain Gubernur BI dan Ketua Umum DPP HEBITREN, turut hadir secara virtual dalam acara doa/istighasah nasional ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. Sementara itu, hadir mendampingi Wapres dalam acara tersebut, Staf Khusus Wapres Masykuri Abdillah dan Sekretaris Pribadi Wapres Salahuddin Al Ayyubi. (DMA/RJP, BPMI Setwapres)/setneg.go.id. []

Berita terkait
Kemenag Inisiasikan Bentuk Ditjen Khusus Pesantren
Staf Khusus Menteri Agama Nuruzzaman mengatakan pihaknya sedang penggodokan rencana pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kemenag.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina