Jakarta - Peneliti Institute of Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah menanggapi ekonomi Indonesia mengalami kontraksi atau minus. Ia menilai, Indonesia masih memiliki potensi untuk meningkatkan pertumbuhann ekonomi di tahun depan.
Untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni dengan mendorong UMKM yang bergerak di bidang industri.
"Tahun 2020 overall pertumbuhan minus, tahun 2021 diprediksi positif di atas 0 persen," kata Rusli saat dihubungi Tagar, Rabu 18 November 2020.
Terkait sektor yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional, kata Rusli, yakni sektor ekonomi yang memiliki multiplier besar. Menurutnya, sektor dengan multiplier terbesar adalah industri pengolahan.
"Sebagai catatan, industri pengolahan bukan hanya yang berbau pabrik. Tapi semua aktivitas ekonomi yang memunculkan adanya nilai tambah barang atau produk," ucapnya.
Untuk industri yang bisa mendorong ekonomi, kata dia, seperti industri pengolahan yang berorientasi ekspor, seperti tekstil dan agroindustri. Selain itu, juga industri-industri yang mendorong substitusi impor. "Industri farmasi, industri elektronika, industri petrokimia," ujar Rusli.
Tak hanya itu, Rusli menjelaskan, untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni dengan mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di bidang industri. Ia menegaskan, untuk UMKM-nya sendiri yakni yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi.
"Bukan UMKM pedagang. UMKM apa saja? UMKM atau usaha menengah besar yang mendukung sektor pariwisata pasca pandemi, orang-orang akan berwisata," tuturnya. []
- Baca Juga: Pasca Resesi, Besarkah Peluang Pertumbuhan Ekonomi di 2021
- BPS: Pertumbuhan Ekonomi Mitra Dagang Indonesia Juga Minus