Persoalan Telur Jelang Ramadan 2019 di Jawa Barat

Berikut ini persoalan telur jelang Ramadan 2019 di Jawa Barat dan solusinya.
Ilustrasi - Telur. (Foto: Pixabay)

Bandung - Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) akan menambah pasokan telur untuk menutupi defisit telur di Jawa Barat, akibat tingginya konsumsi telur menjelang Ramadan sampai Idul Fitri 2019.

"Insya Allah pasokan telur di Jawa Barat aman menjelang bulan Ramadan sampai Idul Fitri 2019 nanti. Konsumen industri dan rumah tangga tak perlu panik memborong telur, karena kita pastikan aman tak akan ada kekurangan," ujar Ketua Umum Gopan, Herry Dermawan saat dihubungi Tagar dari Bandung, Jumat 26 April 2019.

Herry menjelaskan, untuk memenuhi pasokan telur, selain menambah jumlah ayam petelur, juga akan mengambil pasokan telur dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara.

Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 26 tahun 2016 terkait penyediaan, peredaran dan pengawasan ayam ras dapat menjamin rantai pasok telur aman dan stabil.

"Jawa Barat memang selalu defisit telur setiap hari. Apalagi menjelang hari-hari besar keagamaan pasti kebutuhan semakin tinggi. Sehingga kami para peternak mengambil pasokan telur dari daerah lain," terangnya.

Ia mengatakan, Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No 26 tahun 2016 terkait penyediaan, peredaran dan pengawasan ayam ras dapat menjamin rantai pasok telur aman dan stabil.

Herry mengimbau konsumen industri dan rumah tangga tidak perlu khawatir apalagi sampai panic buying.

Mengenai harga telur, Herry mengatakan fluktuatif atau tergantung pasar tapi tidak akan terlalu jauh dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah.

"Misal harga telur dari peternak itu Rp 19.000 ditambah ongkos produksi dan lain sebagainya 10 persen, bisa dijual ke pengecer Rp 21.000, dijual lagi ke konsumen biasanya Rp 24.000," Herry mencontohkan.

Industri Kue Kering

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (KKP) Jawa Barat Koesmayadi menuturkan, dari beberapa komoditas peternakan, hanya telur saja yang mengalami defisit setiap hari, apalagi pada hari-hari besar keagamaan seperti menjelang Ramadan sampai Idul Fitri. 

"Produk peternakan yang defisit di Jawa Barat hanya telur. Tingginya kebutuhan karena lebih banyak tersedot pabrik dan industri kue kering serta biskuit," ujar Koesmayadi.

Ia menjelaskan, ketersedian pasokan telur saat ini hanya 20.100 ton. Sementara kebutuhan diprediksi bisa sampai 53.626 ton selama puasa hingga Lebaran nanti. Artinya pasokan telur di Jawa Barat kurang 33.526 ton.

"Bagaimana kita menutup kekurangannya? Tentunya kita akan mendatangkan dari wilayah Jawa Tengah (Kendal) dan Jawa Timur (Blitar) sampai Medan yang menjadi sentra telur," kata dia.

Koesmayadi mengatakan, menambah pasokan telur dari beberapa wilayah sudah menjadi rutinitas Jawa Barat, karena Jawa Barat bukan provinsi penghasil telur. 

"Mudah-mudahan ke depan Jawa Barat bisa memenuhi kebutuhan telur sendiri. Nanti akan kita dorong," ujarnya. []

Baca juga:

Berita terkait