Jakarta - Psikolog dari Universitas Indonesia Rosmini menyebutkan mahasiswa atau pelajar bisa bersikap anarkis saat berdemo, disebabkan dorongan ingin menjadi pahlawan.
"Kalau orang berbuat seperti itu, kadang-kadang hanya terdorong mau jadi heroik aja gitu. Karena temannya, ayo kita yang berani, ayo kita maju, jadi maju tuh semua. Padahal mungkin dia gak berpikir, nalarnya gak ke pakai," ucap Rosmini kepada Tagar, Jumat, 27 September 2019.
Kata dia, dorongan itu datang dari sekelompok orang yang tidak berasal dari kalangan pelajar atau mahasiswa. "Ia (Prokator) tahu bagaimana caranya membangkitkan gelora remaja atau orang-orang demonstran agar mau bergerak. Mereka udah pelajari itu," ujarnya.
Makanya kalau ada lagi pendemo, coba deh di interview satu-satu mengerti gak apa yang di demo. Apa yang mau diharapkan, kadang-kadang mereka gak tahu hanya mengikut aja.
Dia mengatakan anak remaja yang biasanya dipakai untuk memanaskan keadaan demonstrasi. "Apalagi kalau itu terjadi pada anak remaja SMP dan SMA yang melakukan itu. Mereka masih labil banget, jadi sangat mudah dipengaruhi. Kadang-kadang masalah demo aja mereka gak mengerti gitu," ucapnya.
Menurut dia, anarkis itu bisa terjadi karena adanya euforia ramai-ramai supaya menujukkan suatu kehebatan.
"Rasa kayak jadi orang yang hebat terasa itu pada waktu demonstrasi, lalu diikutin oleh orang lain gitu. Euforia ramai-ramai kayaknya sedang berjuang, hal itu bagi remaja seperti bagian dari membentuk identitas dirinya gitu," tuturnya.
Mengenai psikologi anak remaja yang mudah terhasut, dia tidak memungkirinya. Biasanya provokator selalu memanfaatkan mereka untuk mericuhkan suasana unjuk rasa.
"Makanya kalau ada lagi pendemo, coba deh di interview satu-satu mengerti gak apa yang di demo. Apa yang mau diharapkan, kadang-kadang mereka gak tahu hanya mengikut aja. Ayo lari kesana, ayo jalan kesana, ayo teriak merdeka merdeka gitu aja," katanya.
Namun pastinya, menurut dia, demo bisa brutal karena ada perintah dari sejumlah orang. Sehingga anak remaja ini menjadi tergerak melakukan hal tersebut.
"Kalau yang benar kan adalah demo yang baik itu menyuarakan suaranya dan kemudian dengan jalur yang baik dan tertib ibaratnya. Tapi kan menjadi brutal itu karena disuruh satu dua orang, biasanya seperti itu," tuturnya.[]
Baca juga:
- Demo Ricuh di Pamekasan, Pelajar Lempari Batu ke Polisi
- Demo Siswa SMA-STM di Gedung DPR Ricuh, Batu Melayang