Penjelasan Menko Airlangga Soal Insentif PPnBM dan Properti

Pemerintah memiliki sejumlah pertimbangan dalam memberikan insentif PPnBM dan PPN Properti, berikut penjelasan Menko Airlangga Hartarto.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto:Tagar/Kemenko Perekonomian)

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah memiliki sejumlah pertimbangan yang digunakan dalam memberikan insentif berupa diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk mobil baru dan pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) sektor properti.

Ada 7,451 pabrik atau Rp700 triliun sumbangan ke produk domestik bruto.

Menurutnya, kontribusi sektor manufaktur terhadap ekonomi 19,88 persen. Namun, untuk subsektor alat berat, alat angkut, dan otomotif turun 19,86 persen.

"Kemudian industri ini turun kurang dari 50 persen dari kapasitas normal," tutur Airlangga pada Senin, 1 Maret 2021.

Kemudian, sektor otomotif memiliki 1,5 juta tenaga kerja secara langsung dan 4,5 juta tenaga kerja tidak langsung. Sedangkan total pabrik otomotif di dalam negeri mencapai lebih dari 7 ribu unit.

"Ada 7,451 pabrik atau Rp700 triliun sumbangan ke produk domestik bruto (PDB)," ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga menjelaskan lebih dalam bahwa pertimbangan pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan PPN di sektor properti karena kontribusi ke PDB cukup tinggi, yakni 7,8 persen dalam 20 tahun terakhir. kemudian kontribusinya naik menjadi 13,6 persen pada 2020.

"Namun sektor ini kontraksi dan bahkan lebih dari minus 3,3 persen," sebut Menko Airlangga.

Tenaga kerja di sektor properti turun akibat kontraksi tersebut sehingga membuat jumlahnya pada 2020 hanya 8,5 juta orang dari sebelumnya mencapai 9,1 juta orang.

"Nah kontribusi kredit juga besar yaitu 7,3 persen lalu 19,5 persen pada 2020, tapi industri properti turun 21 persen," pungkas Airlangga.

Menko Perekonomian juga mencatat, total kredit untuk sektor otomotif mencapai Rp360 triliun dan properti Rp900 triliun dalam satu tahun. Jika stimulus PPnBM untuk mobil dan pembebasan PPN sektor properti ini berhasil mendorong penjualan di dua sektor itu, maka ada potensi penambahan untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 0,9 persen-1 persen.

"Tentu ini tidak bisa lepas dari rasa kepercayaan masyarakatnya, sehingga tentu penanganan covid-19 dan vaksinasi jadi kunci selain dari insentif PPnBM dan PPN," tandasnya.

Sementara keseluruhan, perekonomian Indonesia Ia perkirakan tumbuh sekitar 4,5 persen sampai 5,5 persen tahun ini. Seiring dengan itu, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia kembali ke zona hijau setelah terkoreksi pada 2020.[]

Berita terkait
Menko Airlangga: B30 Stabilkan Harga dan Sejahterakan Petani
Menko Airlangga mengatakan, pemanfaatan lahan untuk sawit lebih efektif dibanding untuk tanaman minyak nabati lain.
Menko Airlangga: PPKM Mikro Sukses Tekan Kasus Covid-19
Menko Airlangga mengatakan, PPKM Mikro terbukti mampu menekan kasus aktif Covid -19. Tercermin dari data penyebaran yang melandai.
Airlangga: Investasi di Indonesia Meningkat Saat Pandemi
Menko Airlangga mengatakan, di tengah pandemi, investasi di Indonesia masih meningkat 826,3 triliun rupiah.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.