Sleman - Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) Yogyakarta menyebut muncul laporan turunnya lima ekor lutung atau Trachypithecus auratus di wilayah Kemalang, Klaten, Jawa Tengah. Kira-kira pertanda apa?
Status Gunung Merapi yang berada di perbatasan Yogyakarta-Jawa Tengah naik menjadi Siaga (Level III) sejak 6 November 2020. Berbagai pertanda akan terjadinya erupsi mulai terdeteksi dini, salah satunya aktivitas kegempaan yang cukup tinggi.
Kepala BTNGM Yogyakarta Pujiati mengatakan, bahwasanya lutung yang turun ke pemukiman warga pertanda karena sudah merasa tidak nyaman dengan habitatnya di kawasan Gunung Merapi.
Baca Juga:
"Hewan liar kan punya naluri, kalau merasa tempat tinggalnya tidak nyaman, ya mereka akan turun cari tempat yang nyaman,” kata Pujianti kepada wartawan, Rabu, 25 November 2020.
Mulanya, lutung tersebut dilaporkan turun ke rumah Mbah Manto, warga setempat. Apakah turunnya lutung menjadi pertanda erupsi Merapi semakin dekat? Pujiati menyebut, satwa liar cenderung berpindah jika habitatnya telah terganggu. Bahkan bila ada pengaruh aktivitas gunung Merapi.
Hewan liar kan punya naluri, kalau merasa tempat tinggalnya tidak nyaman, ya mereka akan turun cari tempat yang nyaman.
Biasanya, hewan-hewan liar tersebut akan berpindahnya dari Merapi ke Merbabu, atau Merbabu ke Merapi. “Kedua gunung itu ada koridor, celah, Selo. Mereka akan lompat sana lompat sini," ucapnya.
Sementara itu, beberapa waktu lalu pihaknya juga menerima laporan adanya jejak satwa di jalur evakuasi Merapi. Jejak itu disebut-sebut mirip jejak macan tutul. “Bukan (macan tutul) tapi jejak anjing,” katanya.
Baca Juga:
Pasalnya, macan tutul tidak mengeluarkan kuku ketika berjalan. Namun dalam jejak yang nampak pada jalur evakuasi itu, ada bekas jejak kuku. "Perihal itu, kamu sudah mengecek ke jalur tersebut. Tapi bukan jejak macan tutul,” tambahnya.
BTNGM meminta kepada tim di tiap resor yang ada di bawah naungannya untuk mendatangi lokasi tertentu, bila muncul laporan masyarakat atau temuan satwa liar. []