Jakarta - Pengamat politik Karyono Wibowo menyebut pernyataan Mensesneg Pratikno beberapa waktu lalu yang mengatakan tidak akan terjadi reshuffle yang akan dilakukan Presiden Jokowi menurutnya tidak masuk akal.
Karyono menyebut Mensesneg Pratikno berkata demikian tanpa kesadaran, antara mimpi dan sadar.
"Pernyataan Pratikno yang menyebut sudah ada kemajuan luar biasa dari para menteri sulit diterima publik. Apalagi, jarak waktu antara kemarahan presiden hingga saat ini, hanya kurang dari tiga minggu terhitung sejak presiden memimpin sidang kabinet," kata Karyono kepada Tagar, Kamis, 9 Juli 2020.
Karyono mengatakan rakyat yang tidak bisa menerima pernyataan Mensesneg Praktikno yang tidak sesuai dengan ucapan Presiden Jokowi yang marah-marah di hadapan menterinya jika dia dibilang tidak ada reshuffle atau perombakan kabinet.
Pernyataan Pratikno yang menyebut sudah ada kemajuan luar biasa dari para menteri sulit diterima publik.
"Sehingga kalau ada kemajuan luar biasa dalam tempo singkat, rasanya antara mimpi atau sadar," ucapnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) ini menilai kemungkinan ada makna tersembunyi atau maksud lain dari ucapan yang disampaikan Pratikno.
"Maksud Mensesneg Pratikno mengeluarkan pernyataan itu mungkin hanya untuk meredam gejolak isu reshuffle yang selama dua pekan ini menghangatkan atmosfer politik nasional," ujar dia.
"Maksud Pratikno mungkin baik, agar isu reshuffle tidak mengganggu kinerja menteri. Tujuan Pratikno mungkin untuk mendinginkan suasana, agar para menteri bisa tenang dan fokus dalam menjalankan tugas," ujar dia.[]