Untuk Indonesia

Pendukung Prabowo Ingin Indonesia Menjadi Negara Islam

Survei LSI menunjukkan 50 persen pendukung Prabowo ingin Indonesia menjadi seperti Timur Tengah.
Bakal calon presiden Prabowo Subianto (tengah) dan calon wakil presiden Sandiaga Uno (kanan) bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kiri) memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Jumat (7/9/2018). (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Oleh: Denny Siregar*

Bara api "Arab Spring" ternyata masih belum padam....

Hanya sekarang mereka memindahkan kekuatannya dari Timur Tengah ke Asia dimana Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia menjadi sasarannya.

Pola-pola mereka sebenarnya bisa tampak jelas di sini. Mereka masuk melalui tempat ibadah dengan membangun logika berdasarkan kebanggaan beragama dan ideologi khilafah. Sama persis seperti yang mereka lakukan di Suriah, Irak, Afghanistan, Libya dan banyak negara Timur Tengah lainnya.

Dan fokus mereka ada di Pilpres 2019 ini. Ini Pilpres menentukan bagi kelompok fundamental untuk menentukan peta kekuatan mereka selanjutnya.

Pertanyaannya, mereka akan menguat di kubu sebelah mana?

Lembaga Survey Indonesia atau LSI, Kamis, 24 September, mengumumkan hasil surveinya yang cukup mengagetkan bahwa pendukung Prabowo yang ingin Indonesia menjadi seperti Timur Tengah meningkat, dari Agustus 2018 yang sekitar 38,8 persen naik di bulan September 2018 menjadi 50 persen.

Kenaikan yang signifikan dalam waktu hanya satu bulan. Dan dari survei LSI juga terbaca bahwa pendukung Prabowo yang suka Indonesia khas Pancasila menurun drastis.

Ini menunjukkan bahwa kelompok agamis dan fundamentalis merapat ke Prabowo. Mereka-mereka inilah yang ingin Indonesia bisa menjadi seperti negara Islam seperti Timur Tengah. Dan mereka membutuhkan kekuatan politik yang kuat untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Survei LSI ini seharusnya disikapi sebagai peringatan yang berbahaya, bahwa ada kekuatan luar yang ingin menjadikan negeri bineka ini sebagai negara Islam dengan model sistem NKRI bersyariah. Sistem yang tidak jauh dengan khilafah.

Dan Prabowo adalah "kuda tunggangan" yang baik karena ia membutuhkan suara demi kemenangannya. Karakter Prabowo yang selalu "welcome" pada setiap ideologi yang datang dan tidak tegas dalam menunjukkan nasionalismenya adalah kelebihan bagi kelompok fundamental ini. Mereka pasti akan all out untuk mendukung Prabowo, dengan segala cara, hoaks dan fitnah jika bisa.

Hasil survei ini juga menjadi peringatan buat benteng penjaga NKRI, yang ingin tetap menjaga negeri ini berada di bawah ideologi Pancasila. Jika Prabowo nanti memerintah, maka kelompok fundamental Islam yang terkenal intoleran dan radikal, akan menguasai banyak wilayah di NKRI dan mulai memberangus orang-orang atau lembaga yang berseberangan dengan mereka.

Ambil contoh saja kasus Meiliana di Tanjung Balai Sumatera Utara yang harus dipenjara karena mempermasalahkan bisingnya azan melalui toa. Kelompok fundamental ini terkenal dengan pemaksaan kehendaknya melalui kekuatan massa. Dan kekuatan massa ini bisa mempengaruhi penilaian aparat kepolisian dan pengadilan..

Jadi saya jujur agak heran juga dengan non muslim dan muslim moderat yang mendukung Prabowo sebagai Presiden di 2019. Apa mereka tidak sadar bahwa dampaknya akan membuat mereka makin tertekan dalam mewujudkan keadilan bersama sebagai anak bangsa?

Entahlah. Kadang logika tidak berjalan berdasarkan fakta, hanya emosi belaka.

Saya sendiri jelas akan melawan mereka dengan segala cara. Meski saya Islam, saya tidak mendukung adanya negara Islam seperti yang mereka cita-citakan. Saya cinta Indonesia dengan segala kebinekaannya.

Seruput kopinya....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.