Pemudik Asal Jakarta Sulitkan Peta Sebaran Covid-19

Banyaknya pemudik terutama asal Jakarta jadi wilayah Jabar sulitkan pemetaan penyebaranan Covid-19 di Jabar
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. (Foto: Tagar/Humas Pemda Provinsi Jawa Barat).

Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengeluhkan banyaknya pemudik terutama asal Jakarta mempersulit pemetaan penyebaran virus corona (Covid-19) di Jawa Barat. "Kalau ada yang mudik ini mempersulit peta lagi, karena setiap pemudik yang mayoritas dari Jakarta kan otomatis dia jadi ODP (Orang Dalam Pemantauan) kalau dia sudah terpaksa datang ke Jabar maka dia wajib karantina mandiri," keluh Kang Emil, sapaan dari Ridwan Kamil, Bandung, Minggu, 29 Maret 2020.

Banyaknya pemudik tentu saja akan mempersulit pengaturan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang sudah memaksimalkan pemetaan penyebaran Covid-19 warga setempat. Kalau ditambah lagi dengan warga yang mudik yang tidak diketahui history kesehatannya, dan datang dari daerah pusat pandemi seperti Jakarta, ini sangat menyulitkan.

Apalagi saat ini Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sedang melakukan tes masif untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19. "Mengimbau masyarakat Jawa Barat yang sedang merantau di luar kota terutama di Jakarta untuk tidak pulang kampung atau mudik terlebih dahulu. Sebab, orang yang mudik dari wilayah terpapar dapat membuat penyebaran Covid-19 justru semakin luas," tegas dia.

Kalaupun warga Jawa Barat sudah terlanjur pulang ke daerahnya masing-masing (wilayah Jawa Barat) diimbau agar melakukan isolasi mandiri selama 14 hari karena berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP). Seluruh ketua RT dan RW pun untuk segera mendata warganya yang sudah terlanjur pulang ke rumah dari perantauan.

1. 4 Klaster Penyebaran Covid-19 di Jawa Barat

Kang Emil pun menambahkan, tes masif Covid-19 yang dilakukan Pemerintah Daerah Jawa Barat saat ini bertujuan untuk memetakan persebaran dan memutus mata rantai penyebaran virus ini. "Untuk menyelesaikan pandemi Covid-19 ini kita harus punya peta (persebaran) dengan peta kita tahu di mana kekuatan akan kita dukung maksimal, di mana yang menjadi prioritas," tambah dia.

Menurut Kang Emil, Pemerintah Daerah Jawa Barat sudah memiliki peta persebaran Covid-19 yang dikelompokkan dalam empat klaster penyebaran, yakni Musyawarah Daerah (Musda) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jabar di Kabupaten Karawang, Seminar Bisnis Syariah di Kabupaten Bogor, Seminar keagamaan di Kota Bogor, dan Seminar keagamaan di Kabupaten Bandung Barat.

Peta persebaran tersebut, kata Kang Emil, dapat terdeteksi melalui tes proaktif yang sempat dilakukan Pemprov Jabar. "Peta kedua sedang kita cari melalui tes masif yang sedang dilakukan, insyaallah besok lusa sebagian data sudah masuk, kita menemukan persebarannya di mana," ucapnya.

Untuk mengambil keputusan mana-mana dilakukan tindakan lebih lanjut. Tindakan tes masif itulah sangat penting, tetapi tidak untuk semua (masyarakat Jabar), hanya untuk yang berkategori rawan terhadap potensi penularan dari Covid-19

2. Skenario Penanggulangan Covid-19 Secara Komprehensif

Setelah peta persebaran terdeteksi, Pemprov Jabar akan mengambil keputusan, seperti memperpanjang sekolah dan kerja di rumah atau tidak. Dari peta persebaran tersebut, Pemprov Jabar akan melakukan tracking masyarakat yang berpotensi besar terpapar COVID-19.

"Itulah follow up detail yang akan kita lakukan. Tanpa ada peta persebaran, kita gelap dalam menyusun rencana tindakan. Dengan adanya peta ini, kita bisa detail untuk memaksa orang yang ada di zona penyebaran untuk melakukan tes," ucap Kang Emil.

"Harapannya tes itu maksimalnya negatif, sehingga kita bisa melakukan tindakan lebih normal lagi. Tapi, kalau banyak yang positif, harus mengambil keputusan, apakah sekolah dan bekerja di rumah diperpanjang atau tidak," tambahnya.

Kang Emil mengatakan, Pemprov Jabar pun sudah memiliki skenario penanggulangan Covid-19 secara komprehensif. Mulai dari penanggulangan perawatan pasien positif Covid-19 sampai pencegahan penyebaran Covid-19. "Jika pasien positif 100, maka satu gedung di RSHS itu akan dijadikan gedung Cvid. Kalau 500, satu rumah sakit akan dialihkan menjadi Covid-19," katanya.

"Untuk penanggulangan penyebaran, yang urgen hari ini hanya dua, warga maksimalkan tinggal di rumah. Kedua, para perantau jangan mudik. Dengan perantau ini mudik, potensi penyebaran akan semakin tinggi," imbuhnya. []

Berita terkait
Empat Klaster Penularan Virus Corona di Jawa Barat
Ada empat klaster penularan virus corona (Covid-19) di wilayah Jawa Barat karena ada peserta kegiatan tsb. yang terdeteksi positif Covid-19
Empat Klaster Penyebaran Virus Corona di Jawa Barat
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyebutkan ada empat klaster penyebaran virus corona di wilayan Jawa Barat dengan massa lebih 2.000 orang
Penanganan Virus Corona di Sektor Pendidikan Jabar
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, minta seluruh kepala sekolah berikan edukasi yang betul mengenai virus corona (COVID-19) kepada para siswanya