Makassar - Secara khusus Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyiapkan dana senilai Rp 20 miliar untuk penanggulangan bencana. Dana tersebut berasal dari dana kontijensi atau dana direncanakan untuk keadaan yang kemungkinan terjadi.
“Dana penanggulangan bencana ini adalah dana yang digunakan untuk tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan atau pascabencana. Kita kawal dengan doa. Karena banjir itu terjadi karena fenomena alam, yang bisa menangkal itu hanya doa," kata Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah dalam keteragannya, Minggu 5 Januari 2019.
Nurdin menambahkan, Pemprov Sulsel mengajak masyarakat agar bersama-sama mencegah datangnya bencana. Selain berdoa, masyarakat perlu menerapkan gaya hidup yang peduli lingkungan.
Selain itu, mantan Bupati Kabupaten Bantaeng ini meminta masyarakat walapun di musim hujan, tetap diusahakan untuk menaman di lahan-lahan kritis, sebab banyak lahan hutan dan pegunungan yang beralih fungsi sehingga lingkungan tidak seimbang.
Dana penanggulangan bencana ini adalah dana yang digunakan untuk tahap prabencana, saat tanggap darurat, dan atau pascabencana.
“Supaya dari hari ke hari lahan kritis kita berkurang, penutupan hutan kita semakin lebat. Supaya groundwater storage (simpanan air tanah) kita ini terisi,” jelasnya.
Ia menambahkan, penanaman pohon di saat cuaca lembab sebagai upaya konservasi lingkungan yang semakin kritis. Utamanya di daerah sekitar sungai.
“Lingkungan yang semakin kritis ini, kita bisa pulihkan dengan gerakan menanam, konservasi, bagaimana pun juga kita harus ingatkan masyarakyat, mungkin tidak sebanding hasil yang dia terima dengan malapetaka yang terjadi,” jelasnya.
Guru besar Kehutanan Universitas Hasanuddin Makassar ini berharap, penanaman pohon juga dapat dilakukan melalui program organisasi lingkungan maupun melalui gerakan individu.
“Sungai menjadi dangkal karena sedimentasi, bayangkan kalau debit air naik sungai dangkal berarti kapasitas sungai melebihi dari kemampuan, itulah menjadi banjir,” pungkasnya. []