Pemimpin Dunia Dukung Gencatan Senjata Israel dan Hamas

Para pemimpin dunia memuji gencatan senjata antara Hamas dan Israel, namun mereka memperingatkan masih banyak tugas menanti
Ilustrasi: Mencari solusi konflik Israel dan Palestina (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Para pemimpin dunia memuji gencatan senjata antara Hamas dan Israel, namun mereka memperingatkan masih banyak tugas menanti. Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina mengatakan gencatan senjata itu "tidak cukup".

Israel dan Hamas telah mengumumkan gencatan senjata pada Jumat, 21 Mei 2021, dan disambut oleh pemerintah dari seluruh dunia yang menyerukan pihak yang bertikai untuk bergerak menuju perdamaian jangka panjang.

Dari Amerika Serikat (AS), Presiden Joe Biden mengatakan baik warga Palestina maupun Israel "sama-sama berhak untuk hidup dengan aman dan terjamin." Ia berjanji untuk melanjutkan "diplomasi yang tenang dan tanpa henti" untuk mencapai tujuan tersebut. "Saya yakin kita memiliki peluang nyata untuk membuat kemajuan dan saya berkomitmen untuk bekerja ke arah itu," kata Biden.

biden pensilvaniaPresiden AS, Joe Biden, berbicara di kota Pittsburgh, Pennsylvania, Rabu, 31 Maret 2021 (Foto: voaindonesia.com/Reuters).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan gencatan senjata itu adalah langkah penting tetapi masih belum cukup. "Untuk menghindari berlanjutnya kekerasan, kita harus menggandakan upaya internasional dan regional untuk meluncurkan kembali negosiasi politik langsung antara Israel dan Palestina," ujar Zakharova.

Sementara itu pemerintah China meminta komunitas internasional untuk mengulurkan tangan dan membantu wilayah tersebut.

"Komunitas internasional harus mendorong dimulainya kembali pembicaraan damai antara Palestina dan Israel, dan mencapai solusi yang komprehensif, adil, dan abadi untuk masalah Palestina berdasarkan solusi dua negara," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian. Dia juga mengatakan China akan memberikan bantuan moneter dan 200.000 vaksin virus corona untuk Palestina.

1. Desak Solusi Perdamaian Jangka Panjang

Diplomat papan atas Uni Eropa, Josep Borrell, juga mendesak solusi dua negara atau two-state solution sebagai cara untuk mencapai perdamaian jangka panjang.

"Kami sangat terkejut dan menyesali hilangnya nyawa dalam 11 hari terakhir ini," ungkap Borrell dalam sebuah pernyataan. "Seperti yang telah ditegaskan Uni Eropa secara konsisten, situasi di Jalur Gaza telah lama bersifat tidak berkelanjutan."

menlu jermanMenlu Jerman, Heiko Maas, melakukan penerbangan perdana dengan "Kurt Schumacher" (Foto: dw.com/id)

Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, berterima kasih kepada Mesir karena menjadi penengah dalam konflik tersebut. "Sekarang kita harus menangani penyebabnya, membangun kembali kepercayaan dan menemukan solusi untuk konflik Timur Tengah," cuit Maas di Twitter.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengatakan belum ada "inisiatif konkret" untuk melampaui gencatan senjata terbaru. Menjawab pertanyaan dari seorang koresponden DW di Berlin tentang apakah ada kemungkinan Merkel akan bekerja bersama Joe Biden menjadi ujung tombak untuk mendorong perdamaian sebelum meninggalkan jabatannya, Merkel mengatakan bahwa inisiatif semacam itu perlu diawali oleh AS.

Merkel menambahkan bahwa "Jerman tentu saja siap" untuk memainkan peran penting dalam upaya perdamaian ini.

pm johnsonPerdana Menteri Inggris, Boris Johnson (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, juga menyambut baik berita gencatan senjata, dan mengatakan bahwa para pemimpin regional "sekarang harus bekerja untuk menemukan solusi yang tahan lama untuk konflik Israel-Palestina yang dapat mencegah terorisme, mengakhiri siklus kekerasan dan memberikan perdamaian yang berkelanjutan dan adil."

2. Tanggapan dari Timur Tengah

Konflik selama 11 hari itu telah menewaskan sekitar 243 warga Palestina di Gaza dan 12 orang di Israel. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa konflik itu menimbulkan "kerusakan maksimum pada Hamas dengan sedikit korban di Israel." Netanyahu mengatakan Israel diserang secara tidak beralasan oleh Hamas.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina, Riad Al-Malki, mengatakan gencatan senjata "sama sekali tidak cukup." Berbicara kepada wartawan di sela-sela pertemuan PBB tentang konflik, diplomat itu mengatakan gencatan senjata ini tidak membahas masalah inti yang memulai terjadinya kekerasan. Al-Malki juga mengecam "penodaan" terhadap Masjid Al-Aqsa di Yerusalem oleh tentara Israel, dan kebijakan Israel mengusir warga Palestina dari rumah mereka.

Iran memuji gencatan senjata sebagai "kemenangan bersejarah" Palestina atas Israel. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei meminta umat Islam di negara lain untuk menekan pemerintah mereka agar mendukung warga Palestina.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali KhameneiIlustrasi pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: BBC News)

"Negara-negara muslim harus dengan tulus mendukung rakyat Palestina, lewat militer ... atau dukungan keuangan …. atau dalam membangun kembali infrastruktur Gaza," kata Ayatollah Ali Khamenei dalam sebuah pernyataan.

Turki juga menyambut baik gencatan senjata itu, tetapi mengatakan bahwa Israel juga harus mencabut "pengepungan yang tidak manusiawi" di Gaza.

"Untuk mencegah terulangnya rasa sakit dan air mata yang terlihat di Palestina, Israel harus bertanggung jawab di panggung internasional atas kejahatan yang dilakukannya," kata staf di Kementerian Luar Negeri Turki [ae/yp (AFP, dpa)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Anak-anak Jadi Objek Propaganda Krisis Israel dan Hamas
Media Sosial tampilkan foto anak-anak yang tidak sesuai sebagai alat propaganda dalam krisis Israel dan militant Hamas di Gaza
Israel Sepakat Gencatan Senjata di Gaza Dengan Hamas
Kabinet Israel membenarkan bahwa sudah dikeluarkan keputusan untuk menyetujui gencatan senjata dengan Hamas
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.