Pemerkosaan dan Penjarahan Oleh Gerilyawan Tigray di Ethiopia

Perempuan di bawah umur mengalami pemerkosaan massal dan kekerasan seksual. Korban termuda baru berusia 14 tahun
Gerilayawan TPLF (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Amnesty International melaporkan kejahatan kemanusiaan oleh gerilyawan Tigray di kota-kota Amhara. Perempuan di bawah umur mengalami pemerkosaan massal dan kekerasan seksual. Korban termuda baru berusia 14 tahun.

Laporan Amnesty International, yang dirilis pada Selasa, 15 Februari 2022, dibuat berdasarkan testimoni 30 penyintas kejahatan seksual dan korban lain di Desa Chenna dan Kobo. Insiden dicatat terjadi antara Agustus dan September 2021 silam.

Periode itu ditandai pendudukan Fron Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), terhadap kota dan desa di wilayah perbatasan Amhara. Hampir separuh korban kekerasan sekual mengalami pemerkosaan massal. Doktor mengaku menemukan bukti forensik, bahwa pelaku menusukkan bayonet ke dalam kemaluan korban.

Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun melaporkan kepada Amnesty, gerilayawan TPLF memerkosa dia dan ibunya sebagai tindakan balas dendam terhadap keganasan militer Ethiopia di Tigray.

"Salah seorangnya memerkosa saya di halaman luar dan yang lain memerkosa ibu saya di dalam rumah,” kata dia. "Ibu saya sekarang sangat sakit, dia mengalami depresi. Kami tidak membahas apa yang sudah terjadi, mustahil.”

Arus pengungsi dari TigrayArus pengungsi dari Tigray, Etiopia ke Sudan (Foto: dw.com/id)

Investigasi teranyar melanjutkan laporan Amnesty, November silam, yang mendokumentasikan kejahatan seksual oleh TPLF di kota Amhara, Nifas Mewcha.

"Bukti-bukti semakin menggunung yang menunjukkan pasukan Tigray melakukan kejahatan perang dan kemungkinan kejahatan kemanusiaan di area-area yang didudukinya di Amhara, sejak Juli 2021,” kata Wakil Direktur Afrika Timur di Amnesty International, Sarah Jackson.

"Kejahatan mereka termasuk insiden pemerkosaan luas, pembunuhan dan penjarahan, di antaranya di sejumlah rumah sakit,” imbuhnya lagi.

pemberontak tigrayPasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray, Ethiopia, merebut kembali sebagian besar Tigray sebelum berkembang ke wilayah tetangga Amhara dan Afar (Foto: dw.com/id)

Perang mereda, damai menjauh

Laporan Amnesty dipublikasikan bertepatan pada hari ketika parlemen Ethiopia mencabut status darurat perang yang berlaku sejak November silam. Kabar itu dipastikan oleh Kementerian Luar Negeri lewat akun twitternya, 15 Februari 2022.

Langkah itu disambut Amerika Serikat yang mengimbau Addis Abeba agar "secepatnya” membebaskan warga sipil asal Tigray yang ditahan. Status darurat diberlakukan ketika TPLF bergerak mendekati ibu kota.

Buntutnya pemerintah dan sebagian warga menangkapi warga etnis Tigray yang hidup di ibu kota dan dicurigai berkomplot dengan TPLF. Hal ini dikecam oleh dunia internasional, termasuk lembaga-lembaga perlindungan HAM.

Hingga kini belum jelas apakah para terpidana perang itu akan dibebaskan setelah status darurat dicabut.

jubir deplu as ned priceJuru Bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price, dalam sebuah kesempatan di Washington, AS (Foto: voaindonesia.com – Thomson Reuters)

Juru Bicara Kemenlu AS, Ned Price, mengatakan langkah pencabutan UU Darurat Perang adalah "langkah penting lain yang diambil pemerintah Ethiopia untuk membuka jalan bagi resolusi damai,” kata dia seperti dikutip Kantor Berita AFP.

"Kami mengimbau agar langkah ini diikuti dengan pembebasan terhadap semua individu yang ditahan tanpa dakwaan di bawah status darurat perang,” imbuhnya. "Diakhirinya penahanana mereka akan memfasilitasi dialog nasional yang inklusif dan produktif.”

Ethiopia terbelah sejak 15 bulan terakhir antara gerilayawan etnis Tigray di utara dan pemerintah pusat yang mewakili etnis-etnis lain. Perang dikabarkan berkecamuk secara brutal.

Meski mencabut UU Darurat Perang, Ethiopia tetap membombardir gerilayawan TPLF di sejumlah lokasi di Tigray dengan pesawat nirawak, menurut laporan saksi mata dan petugas kemanusiaan. Sebagai balasan, TPLF Januari silam mengumumkan operasi militer di wilayah etnis Afar yang berdekatan [rzn/vlz (afp,dpa)]/dw.com/id. []

Satu Tahun Perang Tigray di Ethiopia Bergejolak

Puluhan Perempuan Etnis Tigray Diperkosa Tentara Ethiopia

Perang Saudara di Ethiopia 2 Juta Warga Terancam Kelaparan

Pemberontak Tigray di Ethiopia Semakin Dekat ke Ibu Kota Addis Ababa

Berita terkait
Pemberontak Tigray Pukul dan Perkosa Perempuan di Ethiopia
Perempuan yang diwawancarai Amnesty International mengatakan mereka diperkosa dan dipukul, bahkan di depan anak-anak mereka
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).