Pemerintah Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi Indonesia

Tanggapi laporan The Economist Intelligence Unit (EIU) 2021, IStana sebut pemerintah berkomitmen kuat merawat dan menjaga demokrasi di Indonesia.
Presiden Joko Widodo didampingi Wapres Ma\'ruf Amin berfoto bersama jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju yang baru dilantik dengan didampingi istri dan suami mereka di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019. (Foto: Antara/Puspa Perwitasari)

Jakarta - Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani mengatakan pemerintah berkomitmen kuat merawat dan menjaga demokrasi di Indonesia. 

Hal itu disampaikan menyikapi Laporan “Democracy Index 2020: in Sickness and in Health?” dari The Economist Intelligence Unit (EIU) 2021 yang menempatkan Indonesia pada kategori demokrasi yang belum sempurna. 

"Terlepas dari angka indeks demokrasi EIU, pemerintah berkomitmen kuat merawat demokrasi, demokrasi yang menyelamatkan negara dan Indonesia yang plural," kata Jaleswari dari KSP melalui daring, Sabtu, 6 Februari 2021. 

Dalam kategori tersebut, Indonesia tengah berjuang menjadi negara demokrasi penuh.

Baca juga: FPI Dibubarkan Tanpa Pengadilan, Fadli Zon: Pembunuhan Demokrasi

Dalam laporan EIU, Indonesia menempati peringkat 64 secara global, serta peringkat 11 di regional Asia dan Australia. Secara total Indonesia mendapat skor 6,48 dan digolongkan pada kategori demokrasi yang belum sempurna (flawed democracies). 

Dari 5 indikator penilaian, Indonesia mendapat nilai 7,92 untuk proses pemilu dan pluralisme, 7,14 fungsi pemerintah, 6,11 partisipasi politik, 5,63 budaya politik demokrasi, dan 5,59 kebebasan sipil. 

Laporan Indek Demokrasi oleh EIU dibuat sejak tahun 2006. Pada rentang waktu tersebut, dari 4 kategori yang dibuat yaitu demokrasi penuh (full democracies), demokrasi belum sempurna (flawed democracy), rezim hibrida (hybrid regimes), dan rezim otoritarian (authoritarian regimes), Indonesia senantiasa dalam kategori negara demokrasi yang belum sempurna (flawed democracies). 

Jaleswari menyampaikan Indonesia sampai dengan saat ini terus berjuang untuk tidak merosot pada kondisi yang lebih buruk. Indonesia berusaha untuk tidak jatuh pada rezim hibrida atau otoriter, dan berhasil untuk itu. 

"Dalam kategori tersebut, Indonesia tengah berjuang menjadi negara demokrasi penuh," tuturnya. 

Menurutnya, jika melihat data Indek Demokrasi EIU, mulai tahun 2017 angka Indek Demokrasi Indonesia menunjukkan titik balik membaik dan kemudian di tahun 2020 turun. Hal itu dipengaruhi oleh aktifnya langkah pemerintah melakukan penegakan hukum terhadap aksi intoleransi yang membahayakan ideologi negara. 

Di satu sisi ukuran indeks demokrasi bersifat global tanpa mempertimbangkan situasi internal negara. Dia menyampaikan menguatnya intoleransi perlu direspons melalui langkah penegakan hukum yang menjadi identitas negara demokrasi yaitu rule of law. 

"Dengan demikian harus dilihat bahwa ada kebutuhan negara untuk memperteguh ideologi Pancasila, mengokohkan toleransi dan menggencarkan deradikalisasi," ujarnya. 

Baca juga: PKB Nilai Amien Rais Keliru Jika Jokowi Mengikis Demokrasi

Berbagai upaya itu secara tidak langsung merupakan upaya pemerintah merawat demokrasi tetap hidup. Pemerintah, kata dia, tidak ingin ditengah masyarakat berkembang ideologi yang membahayakan keberlangsungan negara, maraknya intoleransi, dan berbagai ekpresi radikalisme. 

Selain itu, ditengah pandemi Covid-19, pemerintah membutuhkan efektivitas pemerintahan dan terjaganya stabilitas untuk keluar dari berbagai permasalahan yang ditimbulkannya. 

"Penilaian sepintas, proses tersebut tentu akan memengaruhi penilaian publik tentang demokrasi kita, tapi itu sesungguhnya justru pilihan tepat agar demokrasi tetap hidup dan keluar dari situasi sulit yang dihadapi," katanya. 

Dia mengatakan demokrasi merupakan sebuah pergerakan yang harus dijaga bersama-sama. Indek demokrasi yang ada menjadi catatan untuk melakukan evaluasi dan mengambil kebijakan strategis atas aspek-aspek yang perlu diperbaiki. []

Berita terkait
Politik Gentong Babi Melukai Demokrasi Pilkada 2020
Dugaan pelanggaran menjelang Pilkada 2020 terlihat di tiga kabupaten di DIY. Di Gunungkidul misalnya dengan mendompleng bansos program pemerintah.
Tiga Aktivis Hong Kong Pro-Demokrasi Dihukum Penjara
Tiga Aktivis Hong Kong yaitu Joshua Wong, Agnes Chow dan Ivan Lam divonis dengan hukuman penjara 7, 10 dan 13,5 bulan
Legislatif Harus Beri Contoh Baik Berdemokrasi di Pilkada
Ketua DPRD Sleman meminta anggota legislatif memberi contoh yang baik dalam berdemokrasi pada Pilkada 2020, seperti memerangi politik uang.
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan