Pemerintah Swedia Sebut Tak Perlu Ada Lagi Flight Shame

Sikap itu menjadi bagian dari upaya pembukaan investasi untuk membantu industri penerbangan udara negara tersebut
FILE - Sebuah pesawat milik perusahaan penerbangan Scandinavian Airlines System (SAS) bersiap melakukan pendaratan di bandara Heathrow, pinggiran Ibu Kota Inggris, Hammersmith, London barat, 15 Januari 2024. (Foto: voaindonesia.com/Adrian DENNIS/AFP)

TAGAR.id - Enam tahun setelah frasa iklim "flight shame" (merasa bersalah untuk terbang) tercetus di Swedia, pemerintah negara itu, Rabu (21/2/2024), mengatakan kini tak perlu lagi ada perasan semacam itu. Sikap itu menjadi bagian dari upaya pembukaan investasi untuk membantu industri penerbangan udara negara tersebut.

“Hanya ada sedikit alasan untuk merasa flight shame, dan ketika transisi hijau lebih banyak dilakukan, alasan itu bahkan akan terus berkurang,” kata Menteri Infrastruktur, Andreas Carlson kepada para jurnalis.

Pernyataan menteri itu datang, ketika pemerintah sayap kanannya, yang berada di tampuk kekuasaan sejak 2022 dan disokong oleh Partai Demokrat Swedia yang populis, mengumumkan rencana untuk menginvestasikan lebih dari satu miliar krona Swedia atau 96 juta dolar AS, untuk mendorong kemampuan bersaing industri penerbangan udaranya.

Flight same atau “flygskam” dalam Bahasa Swedia, menjadi kata yang menggaung di Swedia pada 2018 yang menyebar secara internasional, merujuk pada perasaan bersalah terhadap dampak lingkungan akibat aktivitas penerbangan.

Frasa ini berkontribusi terhadap tren yang memperlihatkan orang-orang semakin memilih untuk melakukan perjalanan dengan kereta api untuk mengurangi rasa bersalah mereka. Ini adalah sebuah gerakan yang dipelopori oleh aktivis berusia 21 tahun asal Swedia, Greta Thunberg, yang menolak untuk menggunakan pesawat terbang.

Pemerintah Swedia mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa investasi itu bertujuan untuk membantu industri penerbangan pulih, setelah babak belur dalam beberapa tahun terakhir oleh Pandemi COVID-19, tingginya harga bahan bakar dan anjloknya ekonomi akibat perang di Ukraina.

Dana bantuan ini akan mengalir ke apa yang disebut sebagai sistem redistribusi GAS bagi lapangan udara di Swedia, keamanan dan biaya penanganan bagasi, yang dibayarkan oleh setiap penumpang, tetapi tetap belum berubah selama pandemi, meskipun secara drastis telah mengakibatkan penurunan penumpang.

“Tagihan sebesar satu miliar krona terkumpul dalam sistem ini. Tagihan inilah yang sekarang akan dibayarkan melalui suntikan dana dari negara,” kata Carlson.

Anggaran ini tidak akan disalurkan kepada maskapai penerbangan dan para penumpang.

“Swedia adalah negara dengan penduduk yang jarang dan membentang panjang dan karena itu sangat tergantung pada transportasi yang memudahkan baik bagi orang maupun perusahaan,” kata Menteri Keuangan Elisabeth Svantesson.

Dia juga menambahkan bahwa maskapai penerbangan kini berada dalam “situasi ekonomi yang sulit” setelah pandemi. (ns/lt)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Keanggotaan Swedia Sebagai Anggota NATO Tertunda
Ratifikasi Hungaria adalah penghalang terakhir bagi keanggotaan negara di kawaan Laut Utara (Nordik) ini
0
Pemerintah Swedia Sebut Tak Perlu Ada Lagi Flight Shame
Sikap itu menjadi bagian dari upaya pembukaan investasi untuk membantu industri penerbangan udara negara tersebut