Pemerintah Diminta Tetapkan OPM Sebagai Organisasi Teroris

OPM selama ini jelas-jelas menolak secara tegas Otonomi khusus (Otsus) Papua dan meminta agar Papua merdeka penuh dari Indonesia.
Organisasi Papua Merdeka. (Foto: Tagar/Dok)

Papua - Pusat Studi Kemanusiaan dan Pembangunan (PSKP) meminta pemerintah menetapkan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai organisasi teroris. Pasalnya, karena tindakan OPM selama ini nyata merupakan bentuk teror terhadap warga Papua selain menyuarakan perlawanan terhadap eksistensi negara.

Direktur Eksekutif PSKP, Efriza mengatakan, sudah sangat layak apabila OPM dikatakan sebagai organisasi teroris karena aksi yang dilakukan selama ini bukan hanya memakan korban dari kalangan aparat keamanan tapi juga masyarakat Papua melalui tindakan yang bersifat teror.

"OPM selama ini jelas-jelas menolak secara tegas Otonomi khusus (Otsus) Papua dan meminta agar Papua merdeka penuh dari Indonesia," ujarnya dalam webinar bertajuk OPM sebagai organisasi teroris.

Dirinya pun memberi contoh aksi teror yang baru-baru ini dilakukan OPM. Aksi tersebut dilakukan oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM daerah 8 Intan Jaya yang telah membakar pesawat misionaris milik PT MAF pada tanggal 6 Januari 2021.

Dia menilai aksi teror OPM juga dilakukan terhadap langkah pembangunan pemerintah di Papua dengan membunuh belasan karyawan PT Istaka Karya yang sedang mengerjakan proyek jalan Trans Papua di Nduga pada tahun 2018.

"Kekejaman OPM juga sering kita lihat saat mereka menembaki heli milik TNI yang sedang mengevakuasi prajurit dan membawa logistik ke daerah pedalaman Papua. Lalu ada juga peristiwa pembacokan pada tukang ojek di Kabupaten Intan Jaya," katanya.

Baca juga: Satu Anggota OPM Puncak Jaya Papua Ditangkap

Menurut dia, Presiden Jokowi telah berupaya menghadirkan negara secara nyata di Papua yang diimplementasikan dengan pendekatan kesejahteraan melalui pemberian dana Otsus dan berbagai pembangunan infrastruktur.

Namun di sisi lain, kata dia, tindakan OPM malah berseberangan dengan sikap pemerintah yaitu dengan menunjukkan perlawanan untuk menunjukkan ketidaksetujuan mereka apabila Papua sejahtera.

Varian radikalisme di Indonesia bisa dikategorikan pada tiga hal yaitu dalam hal politik, keyakinan, dan tindakan. Kategori Politik dan tindakan bisa dilihat pada OPM yaitu tindakan brutal yang menyebarkan aksi teror.

Karena itu, dia menilai selain menggunakan pendekatan kesejahteraan juga perlu dibarengi dengan pendekatan militer untuk memberikan keamanan dan keselamatan bagi masyarakat Papua dan dengan memasukkan OPM sebagai organisasi teroris di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Konsekuensinya ketika jadi organisasi teroris maka Indonesia tidak dapat diintervensi oleh PBB. Hal ini juga untuk membatasi ruang gerak OPM sehingga tidak lagi mendapat sumbangan dana dari LSM luar negeri. Bila ini dilakukan, maka ada kemungkinan OPM akan lebih agresif dan mencoba terus menujukkan identitasnya," ujar Efriza.

"Karena itu, Papua butuh penguatan kekuatan militer dengan jumlah yang proporsional untuk terus menjaga situasi wilayah agar tetap aman dan damai," ucapnya.

Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irfan Idris mengatakan selama ini label teroris selalu ditujukan pada kelompok yang melakukan aksi teror dengan menggunakan simbol keagamaan.

Baca juga: Anggota OPM Ditangkap, Terlibat Sejumlah Teror di Papua
Baca juga: Pembangunan 7 Distrik Intan Jaya Terhenti Akibat Gangguan OPM

Namun menurut dia masyarakat kurang aware pada aksi teror OPM yang selama ini dilakukan telah memakan korban baik dari kalangan aparat keamanan dan masyarakat sipil Papua.

"Varian radikalisme di Indonesia bisa dikategorikan pada tiga hal yaitu dalam hal politik, keyakinan, dan tindakan. Kategori Politik dan tindakan bisa dilihat pada OPM yaitu tindakan brutal yang menyebarkan aksi teror," ujarnya.

Dia berpendapat walaupun aksi teror OPM tidak berbasis pada simbol keagamaan namun lebih pada aspek geografis dan itu justru lebih berbahaya karena jika dibiarkan terus-menerus akan menghabisi wilayah Republik Indonesia. []

Berita terkait
OPM Serang Mobil Pengangkut Logistik di Pegunungan Bintang
KSB menembaki kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Pegunungan Bintang saat mengangkut logistik untuk TNI.
OPM Bertanggung Jawab Penembakan Anggota TGPF di Intan Jaya
Juru bicara OPM, Sebby Sambom mengatakan mengatakan, pihaknya bertanggung jawab atas tembakan terhadap tim TGPH di Intan Jaya.
Kontak Tembak OPM-TNI Kembali Terjadi di Intan Jaya Papua
Kembali terjadi baku tembak antara Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) dengan aparat gabungan TNI dan polisi di Sugapa.
0
Massa SPK Minta Anies dan Bank DKI Diperiksa Soal Formula E
Mereka menggelar aksi teaterikal dengan menyeret pelaku korupsi bertopeng tikus dan difasilitasi karpet merah didepan KPK.