Pemerintah China Gelar Pertemuan dengan Tencent hingga Xiaomi

Pemerintah China baru-baru ini memanggil sejumlah perusahaan teknologi lokal, termasuk Alibaba Group, Tencent, Xiaomi Corp dan lain-lain.
Ilustrasi perusahaan teknologi Tencent. (Foto: Tagar/Istimewa)

Jakarta - Pemerintah China baru-baru ini memanggil sejumlah perusahaan teknologi lokal, termasuk Alibaba Group, Tencent, Xiaomi Corp, ByteDance dan lain-lain. Pertemuan dilakukan guna membahas mengenai keamanan pengunaan teknologi 'deepfake' pada platform milik mereka.

Laman Reuters melaporkan, dalam pertemuan tersebut, regulator dunia maya China dan Kementerian Keamanan Publik di Tiongkok fokus membahas mengenai potensi masalah keamanan yang mungkin terjadi akibat penggunaan teknologi deepfake dan aplikasi sosial audio yang sedang populer, yakni Clubhouse.

Sebanyak 11 perusahaan raksasa teknologi yang beroperasi di negara itu, dimintai penjelasan mengenai fokus bahasan tersebut. Namun usai pertemuan, seluruh perusahaan menolak memberikan keterangan terkait hal itu kepada awak media.

"Perusahaan diminta melakukan penilaian keamanan dan menyerahkan laporan kepada pemerintah ketika berencana untuk menambah fungsi atau layanan informasi baru yang memiliki kemampuan untuk memobilisasi masyarakat," kata perwakilan regulator dunia maya Tiongkok, dikutip Tagar pada Sabtu, 20 Maret 2021.

Ilustrasi Kecerdasan ArtifisialKementerian Perindustrian terus mendorong sektor manufaktur agar lebih memanfaatkan teknologi industri 4.0 seperti kecerdasan artifisial. (Foto: Tagar|towardsai.net|Ilustrasi Kecerdasan Artifisial).

Teknologi deepfake sendiri kerap digunakan dalam pembuatan video rekayasa atau materi digital yang dibuat dengan menggunakan artifial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan yang canggih.

Dengan teknologi tersebut, para penggunanaya dapat menghasilkan gambar dan suara seseorang dalam sebuah video, yang terlihat dan terdengar nyata seperti asli, meski sejatinya tidak dibuat oleh orang yang bersangkutan.

Menyusul kebijakan negara China yang memblokir layanan aplikasi Clubhouse, terdapat lonjakan aplikasi audio serupa di negara tersebut.

Pemerintah setempat memutuskan untuk memblokir Clubhouse, setelah sempat beroperasi dalam waktu yang singkat di Tiongkok.

Pasalnya, aplikasi tersebut menarik begitu banyak partisipan di berbagai bahasan dengan topik sensitif yang dinilai mengancam keamanan nasional.

Bahasan dalam platform sosial audio itu, di antaranya mengenai kamp penahanan Xinjiang dan kemerdekaan Hong Kong. []

Berita terkait
Clubhouse, Aplikasi Media Sosial yang Sedang Populer
Aplikasi media sosial Clubhouse tembus 8 juta unduhan sejak rilis April 2020, kian populer setelah Elon Musk dan Mark Zuckerberg menggunakannya.
Aplikasi MyHeritage, Viral Sekaligus Kontroversial
Aplikasi MyHeritage viral lantaran pilihan fiturnya yang membuat potret orang yang sudah meninggal dunia, jadi terlihat hidup kembali.
Dirjen Polpum Bahtiar Buka Acara Bimbingan Teknis Analisis Isu Publik Berbasis Big Data
Dirjen Polpum Bahtiar resmi membuka kegiatan Bimbingan Teknis Analisis Isu Publik Berbasis Big Data.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.