Pembuat Film Leaving Fear Behind Kabur dari Penjara China ke AS

Pembuat film asal Tibet, yang dipenjara di China melarikan diri dari China dan tiba di Amerika Serikat.
Pembuat film asal Tibet, Dhondup Wangchen, yang dipenjara di China karena membuat film tentang Olimpiade dan Tibet, melarikan diri dari China dan tiba di Amerika Serikat.(Foto:Leaving Fear Behind)

Beijing, (Tagar 29/12/2017) - Pembuat film asal Tibet, yang dipenjara di China karena membuat film tentang Olimpiade dan Tibet, melarikan diri dari China dan tiba di Amerika Serikat, kata kelompok pegiat, yang meminta ia dibebaskan.

Dhondup Wangchen dijatuhi hukuman penjara enam tahun pada akhir 2009 di provinsi barat, Qinghai, setelah membuat film dokumenter, dengan pada umumnya warga Tibet memuji Dalai Lama dan mengeluh tentang bagaimana budaya mereka diinjak-injak.

Film berjudul "Leaving Fear Behind" itu menampilkan serangkaian wawancara dengan orang Tibet, yang berbicara tentang bagaimana mereka masih mencintai pemimpin kerohanian mereka, yang diasingkan, dan menganggap Olimpiade Beijing 2008 tidak banyak membantu memperbaiki kehidupan mereka.

Film tersebut diperlihatkan secara rahasia kepada sekelompok kecil wartawan asing di Beijing selama Olimpiade 2008.

Dalam pernyataan pada Rabu malam waktu Beijing, kelompok film untuk Tibet mengatakan Dhondup Wangchen tiba di San Francisco pada hari yang sama.

"Setelah bertahun-tahun, ini adalah pertama kalinya saya menikmati rasa aman dan bebas," kata pernyataan Wangchen seperti dikutip kelompok tersebut.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang memungkinkan saya membawa istri dan anak-anak saya di pelukan saya lagi. Namun, saya juga merasakan sakit karena meninggalkan negara saya, Tibet," tambahnya.

Dia dibebaskan dari penjara pada Juni 2014 di ibu kota Provinsi Qinghai, Xining, namun tetap diawasi ketat pergerakannya dan komunikasi yang dipantau, menurut kelompok tersebut.

"Dhondup Wangchen berhasil menghindarkan dirinya dari pihak berwenang dan melarikan diri dari daerah asalnya di Tibet dan kemudian Republik Rakyat Tiongkok secara bersamaan," tambahnya, tanpa memberi rincian.

Kementerian Luar Negeri China tidak segera menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Polisi Xining menolak berkomentar dan pemerintah provinsi Qinghai tidak menjawab telepon untuk dimintai keterangan.

Qinghai, yang berbatasan dengan Daerah Otonomi Tibet, adalah rumah bagi populasi etnis Tibet yang besar dan dianggap oleh banyak orang Tibet sebagai bagian dari wilayah besar Tibet. Provinsi tersebut juga merupakan tempat kelahiran pemimpin spiritual Tibet yang diasingkan, Dalai Lama.

Terdapat protes menentang pemerintahan China di wilayah Tibet selama beberapa tahun belakangan, yang paling keras adalah pada 2008 menjelang Olimpiade Beijing.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Panduan Pelaksanaan Salat Iduladha dan Ibadah Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban