Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Taufiek Bawazier mengatakan, jasa pelayanan yang berada dalam ekosistem pelabuhan jadi faktor produktivitas otomotif. Ia menilai kelancaran arus perputaran dalam ekosistem pelabuhan akan menjadi bagian penting untuk memenuhi segala kebutuhan serta percepatan kegiatan di pabrik.
"Demand di sektor otomotif berkaitan dengan kelancaran, kecepatan, hingga keamanan dari barang yang akan diekspor dan impor bahan baku, sehingga, pengelolaan pelabuhan menjadi nilai utama penunjang produktivitas," kata Taufiek dalam siaran pers Kemenperin, Sabtu, 21 November 2020.
Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan Pelabuhan Patimban usai peresmian.
Untuk itu, kata Taufik, diharapkan penguatan kegiatan di Pelabuhan Patimban dapat dilakukan melalui aplikasi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) pada setiap tahap aktivitas, mulai dari pengangkutan produk, pengiriman, custom clearance, hingga pre-inspection bisa terekam dengan teknologi canggih. Ini bertujuan untuk menekan waktu tunda atau delay yang tidak perlu di wilayah pelabuhan.
Selain itu, pengelola Pelabuhan Patimban dapat menyiapkan tenaga terampil untuk mengurusi beragam kebutuhan dan pelayanan khusus bagi mobil yang akan dikirim ke negara lain. "Artinya, pelabuhan menangkap semua kebutuhan yang ada di sektor otomotif secara optimal," ucapnya.
Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja dan kehadiran Pelabuhan Patimban, kata dia, nantinya diyakini mampu mengerek investasi ke Indonesia. Salah satu hal yang dapat dimanfaatkan adalah adanya kelancaran arus barang dari mancanegara.
"Ini akan selaras dan memaksimalkan fungsi ekonomi yang ada. Sekali lagi, pengelola pelabuhan perlu betul-betul mengerti permintaan di sektor industri secara garis besar," ujar Taufiek.
Taufiek menjelaskan, terdapat enam perusahaan yang menyatakan akan mulai menggunakan Pelabuhan Patimban untuk kegiatan bisnisnya. "Saat ini sudah enam perusahaan yang memastikan akan langsung menggunakan pelabuhan seusai diresmikan nanti," tuturnya.
Sejauh ini, tercatat terdapat sekitar 600.000 unit mobil yang bakal diekspor melalui Pelabuhan Patimban hingga tahun 2025 mendatang. Proyeksi total nilai ekspornya sebesar Rp 110 triliun yang bisa dikapalkan melalui Pelabuhan Patimban.
Untuk itu, Taufiek menilai Pelabuhan Patimban harus mendukung sektor otomotif dengan mengedepankan konsep kecerdasan buatan. Untuk itu, perlu persiapan matang sebelum pelabuhan ini benar-benar beroperasi. []
- Baca Juga: Pelabuhan Patimban Berperan Dongkrak Industri Otomotif
- Wakil Ketua DPR Tuntaskan Pembangunan Pelabuhan di Bantaeng