Pelatih PSM Makassar Mengaku Punya Bukti Pengaturan Skor

Kepada wartawan, dia meminta agar pertandingan sepak bola di Indonesia yang syarat akan unsur pemainan skor diselidiki.
Pelatih PSM Makassar Robert Rene Albert didampingi bek PSM Hendra Wijaya saat sesi Jumpa Pers usai laga Go-jek liga 1 di Stadion PTIK, Senin (3/12/2018) Malam. Laga tersebut berkesudahan 0-0. (Foto: Tagar/Rio Anthony)

Jakarta, (Tagar 4/11/2018) - Dunia sepak bola Indonesia kembali diguncang skandal match fixing atau pengaturan skor. Pelatih PSM Makassar Robert Rene Alberts mengaku pernah mengalami langsung skandal tersebut.  

"Saya punya buktinya, akan tetapi saya tidak akan memberitahukan kepada Anda," ujar Robert seusai timnya ditahan imbang Bhayangkara FC pada lanjutan Go-jek Liga 1 pekan ke-33 di Stadion PTIK, Senin (3/12) malam.

Pengalaman Robert itu terjadi di Liga Singapura dan Malaysia. Kepada wartawan, dia meminta agar pertandingan sepak bola di Indonesia yang syarat akan unsur pemainan skor diselidiki, dan dibuka ke publik secara terang-terangan untuk menjaga marwah sportifitas dalam olahraga di Tanah Air.

"Soal pengaturan skor, itu tugas kalian sebagai jurnalis untuk melakukan investigasi. Saya sudah mengalami hal itu di Liga Singapura dan Malaysia," tambah Robert.

Harapan sama juga dilontarkan pemain belakang PSM Makassar, Hendra Wijaya soal sportifitas di tiap laga, di liga apapun di Indonesia. Wasit memiliki peran penting, lanjut Hendra, agar permainan sepak bola berjalan adil. Begitu juga ketika timnya bermain di Liga 1.  

"Semoga setiap pertandingan wasit harus lebih jujur. Saya tidak tahu di mana-mana PSM baik di kandang maupun di luar kandang kita selalu dicurangi, terima kasih," kesalnya

Seperti diketahui, Manajer Madura United, Januar Herwanto, menuding anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat, terlibat pengaturan skor saat timnya melawan PSS Sleman pada laga penyisihan Liga 2 2018 belum lama ini.

Menurut Januar, jika Madura FC mengalah dari PSS Sleman, akan mendapatkan imbalan Rp 100 juta. Januar tidak bersedia, lalu Hidayat menaikkan tawaran menjadi Rp110 juta.

Januar menegaskan tetap menolak hadiah Rp110 juta tersebut. Kemudian, yang bersangkutan mengancam bakal "membeli" seluruh pemain Madura FC agar bermain tidak maksimal.

Berita terkait
0
Ini Dia 10 Parpol Pendatang Baru yang Terdaftar di Sipol KPU
Sebanyak 22 partai politik (parpol) telah mengajukan permohonan pembukaan akun atau akses Sistem Informasi Partai Politik (Sipol).