Pekerjaan Mata-mata Antara Taiwan dan China Kian Canggih

Hubungan Taiwan dan China mendingin, tapi pekerjaan berupa kegiatan mata-mata makin canggih dan penggunaan internet makin besar
Bendera China dan Taiwan berkibar berdampingan dalam demo damai menuntut reunifkasi damai sebelum upacara pelantikan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, di Taipei, Taiwan, 14 Mei 2016 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta – Pekerjaan mata-mata antara Taiwan dan China semakin canggih karena pertukaran orang semakin jarang terjadi antara kedua negara, sementara penggunaan internet semakin besar.

Para analis mengatakan hal itu terjadi di tengah-tengah semakin dinginnya hubungan di antara kedua negara.

China mengklaim kedaulatan atas Taiwan dan menekankan kedua pihak pada akhirnya akan disatukan, kalau perlu dengan kekuatan militer. Sementara Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, didukung oleh jajak pendapat publik, menolak penyatuan dan hubungan memburuk sejak dia menjabat pada 2016.

presiden taiwan pesawatPresiden Taiwan, Tsai Ing-wen, berbicara di depan jet tempur pertahanan (IDF) F-CK-1 yang diproduksi di dalam negeri selama kunjungannya ke Pangkalan Angkatan Udara Penghu di Pulau Magong di Kepulauan Penghu, 22 September 2020 (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Kondisi itu, menurut analis, membuat masing-masing pihak ingin tahu lebih lebih banyak.

Perhatian terpusat pada skandal mata-mata minggu lalu ketika penuntut di Taipei sedang mempertimbangkan apakah mantan deputi menteri pertahanan Chang Che-ping dan pejabat lainnya melakukan kontak dengan wakil dari Komisi Militer Sentral, organisasi pertahanan nasional China. Seandainya demikian, apakah ini masuk kategori pekerjaan mata-mata.

Chang dan istrinya melakukan perjalanan ke China, biayanya ditanggung, setelah dia bertemu dengan pebisnis Hong Kong yang oleh komisi itu diutus ke Taiwan pada 2012. Perjalanan Chang ke China dilaporkan oleh United Daily News dari Taiwan.

Kasus mantan deputi menteri itu menyusul kehebohan seputar Wang Liqiang, seorang warga China yang membelot ke Australia dan mengatakan, dia secara diam-diam membantu China dalam urusan Taiwan.

Tahun ini pengadilan Taiwan telah menjatuhkan hukuman penjara terhadap dua mantan staf parlemen Taiwan karena membentuk jejaring mata-mata China.

Di pihak lain, menurut laporan Global Times pada Oktober 2020, badan keamanan China telah menggagalkan ratusan pekerjaan mata-mata yang melibatkan mata-mata Taiwan, serta menangkap beberapa orang.

“Ini bukan operasi yang terisolasi, sementara China melakukan tindakan sama setiap tahun, mengingat operasi mata-mata semakin banyak oleh penguasa Taiwan di China selama tahun-tahun terakhir,” Global Times melaporkan (jm/ka)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
China Terus Memasang Poster Ancam Perang Melawan Taiwan
Penggunaan poster warna-warni dan penggunaan kata-kata keras oleh militer China yang mengisyaratkan perang dengan saingan politik lamanya
China Keberatan Ada Pembicaraan Dagang Amerika dan Taiwan
Amerika mengatakan pihaknya sangat menantikan pembicaraan perdagangan minggu ini dengan Taiwan, China menolak hal itu
China Dituding Taiwan Eksploitasi Vaksin Demi Tujuan Politik
China sedang mencari keuntungan politik di luar negeri sebagai imbalan menyediakan vaksin dan bantuan pandemi lain
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu