Pejabat Amerika di Jerman Dilaporkan Menderita Sindrom Havana

Diplomat AS laporkan dua staf yang ditugaskan di Jerman mencari perawatan medis untuk gejala sakit telinga dan kelelahan
Ilustrasi (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Diplomat Amerika Serikat (AS) laporkan dua staf yang ditugaskan di Jerman mencari perawatan medis untuk gejala sakit telinga dan kelelahan. Ini sindrom penyakit misterius yang dilaporkan oleh diplomat di beberapa negara.

Setidaknya dua pejabat AS di Jerman mengembangkan gejala yang konsisten dengan"Sindrom Havana" dan mencari perawatan medis, seperti dilaporankan Wall Street Journal (WSJ) edisi Rabu, 18 Agustus 2021, mengutip diplomat AS yang tidak bersaedia disebutkan namanya.

Ini adalah pertama kalinya kasus dugaan penyakit misterius itu dilaporkan muncul di Jerman.

Insiden serupa telah dilaporkan oleh para pejabat AS di negara-negara Eropa lainnya, menurut WSJ, tetapi para diplomat yang dikutip ketrerangannya tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Laporan itu juga mengatakan, petugas intelijen dan diplomat yang mengembangkan gejala telah bekerja di bidang-bidang yang terkait dengan Rusia, termasuk keamanan siber,ekspor gas, dan "campur tangan politik."

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Jerman mengatakan pada konferensi pers reguler pada hari Rabu, telah memantau laporan tersebut, tetapi tidak memiliki informasi lebih lanjut.

Jika dikonfirmasi, ini akan menjadi kasus pertama Sindrom Havana yang dilaporkan terjadi di negara anggota NATO yang menjadi tempat penugasan pasukan AS dan senjata nuklir.

1. Apa itu Sindrom Havana?

Penyakit misterius itu muncul pada tahun 2016 dan dialami para diplomat AS serta keluarga mereka yang ditempatkan di Kuba. Mereka yang mengalami gejalanya mengeluh kelelahan terus-menerus, migrain, mual dan mimisan setelah mendengar suara melengking di malam hari.

Sejak itu, para pejabat AS telah melaporkan insiden serupa di China, Rusia dan juga di dalam negeri AS. Pada Juli 2021, puluhan diplomat AS di Wina melaporkan juga terkena gejala Sindrom Havana setelah Presiden AS, Joe Biden, memangku jabatannya.

2. Penyebab 'Anomali Insiden Kesehatan' Belum Diketahui

Sebelumnya pada bulan Agustus, dalam pertemuan tingkat tinggi pejabat intelijen, kepala intelijen AS, Avril Haines mengatakan AS belum bisa memastikan apa yang menyebabkan "anomali insiden kesehatan" ini.

Pada bulan Desember 2020, penilaian oleh Akademi Ilmu Pengetahuan, Teknik, dan Kedokteran Nasional di AS mengatakan, "energi frekuensi radio (RF) yang diarahkan dan berdenyut" kemungkinan berada di balik gejala yang dialami oleh para diplomat.

Misteri di balik penyebab penyakit, dan bahwa kasusnya hanya terjadi di kalangan pekerja diplomatik AS, telah menyebabkan tuduhan yang tidak terbukti dari pejabat AS bahwa intelijen Rusia kemungkinan ada di balik insiden tersebut [sc/as (AFP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Waspadai Sindrom Cabin Fever di Tengah Perpanjangan PPKM
sindrom ini merupakan masalah kesehatan mental yang ditandai dengan stres berkepanjangan dan trauma berat akibat terlalu lama di rumah.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.