PDTT Sebut Ibu Hamil Kurang Gizi Berpotensi Lahirkan Bayi Stunting

PDTT Lilik Umi Nashriyah menegaskan Ibu hamil harus mampu mengatur dan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk dirinya dan janin dalam kandungan.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendes (PDTT) Lilik Umi Nashriyah. (Foto: Tagar/Kemendes)

TAGAR.id, Jakarta - Penasihat Dharma Wanita Persatuan Kemendes (PDTT) Lilik Umi Nashriyah menegaskan Ibu hamil harus mampu mengatur dan memenuhi kebutuhan gizi yang baik untuk dirinya dan janin dalam kandungannya. Bila kebutuhan gizi itu tak terpenuhi, ibu hamil akan berpotensi melahirkan bayi stunting.

"Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar, tahun 2018 sebesar 32 persen anak lahir sudah stunting. Ini diakibatkan karena kurangnya gizi saat kehamilan," ujar Lilik Umi Nashriyah pada agenda Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting tingkat Desa di Kabupaten Lampung Selatan, pada Selasa, 7 Maret 2023. 

Menurut Lilik penanganan stunting dalam pemenuhan kebutuhan gizi dibutuhkan saat pre natal (sebelum melahirkan) maupun post natal (setelah melahirkan).


Sementara post natal, stunting secara signifikan pada usia 6 sampai dengan 23 bulan. Ini dimungkinkan akibat kurangnya protein hewani pada makanan pendamping asi, setelah usia 6 bulan.


Untuk pre natal, Ia menyarankan agar dalam keseharian Ibu hamil banyak mengonsumsi makanan protein hewani, khususnya telur ayam. Ibu hamil perlu memastikan suplai tablet tambah darah tercukupi. Menurutnya, tablet tambah darah untuk ibu hamil sangat penting, demi memastikan keseimbangan zat besi tercukupi.

Sebab, asupan zat besi dalam hal ini cukup bermanfaat untuk menjaga kehamilan agar tetap sehat, serta mendukung kelancaran Ibu hamil saat persalinan.

"Misalkan, pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan ibu hamil, serta layanan konsultasi ibu hamil. Pastikan sudah semua ya bu," ungkapnya.

Tak hanya itu, Lilik juga mengingatkan agar Ibu hamil perlu memastikan janin berkembang secara ideal dan optimal. Hal itu dapat dilakukan melalui pemeriksaan kehamilan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) atau melalui layanan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang telah dilengkapi alat-alat medis untuk mendeteksi perkembangan janin dalam kandungan.

"Di samping itu juga meningkatkan layanan pemantauan perkembangan janin selama hamil. Jadi pemeriksaan di Puskesmas sekarang banyak diberikan alat-alat USG," tuturnya.

Dalam menstimulasi perkembangan janin itu, kata Lilik, Ibu hamil juga perlu mengedukasi tingkat kesehatannya dengan berolahraga. Agar setelah bayi dilahirkan, mampu tumbuh dengan kuat dan sehat.

Untuk post natal, Lilik mengimbau untuk mengonsumsi makanan pendamping asi yang mengandung protein hewani.

"Sementara post natal, stunting secara signifikan pada usia 6 sampai dengan 23 bulan. Ini dimungkinkan akibat kurangnya protein hewani pada makanan pendamping asi, setelah usia 6 bulan," kata Lilik.

Hal yang penting lainnya yaitu, Ibu hamil perlu membekali bayi dengan asi eksklusif yang cukup. Sebab hal itu, berdampak positif pada imunitas tubuh bayi dari gangguan penyakit.

"Kemudian intervensi postnatal, antara lain anjuran pemberian asi eksklusif ya bu," katanya.

"Edukasi mengenai kecukupan gizi untuk makanan pendamping asi," pungkasnya. []

Berita terkait
Pengambilan Sumpah PNS Baru di Kemendes PDTT, Ini Pesan Gus Halim
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengambil sumpah calon pegawai negeri sipil (CPNS) menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Paling Giat Bangun Desa Budaya, Kemendes PDTT Beri Penghargaan Pemprov DI Yogyakarta
Kemendes PDTT memberi penghargaan atas komitmen dan kerja keras Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dalam melakukan pembangunan desa berkebudayaan.
Gus Halim Sebut Pelaksanaan Program Kemendes Wajib Berbasis IT
Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar mengajak seluruh pegawai untuk beradaptasi dengan canggihnya teknologi informasi.