PBB dan NATO Kecam Ledakan Bom Bunuh Diri di Kabul

Sekjen PBB, Antonio Guterres, 26 Agustus 2021, mengutuk serangan berdarah di Bandara Internasional Hamid Karzai di Ibu Kota Kabul
Sekjen PBB, Antonio Guterres, berikan pernyataan di samping Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen (tidak tampak dalam gambar), sebelum pertemuan mereka di markas Komisi Eropa di Brussels, Rabu, 23 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta – Sekjen PBB Antonio Guterres, 26 Agustus 2021, mengutuk serangan berdarah di Bandara Internasional Hamid Karzai di Ibu Kota Kabul. Hal ini dikatakan oleh Juru Bicara Guterres, Stephane Dujarric.

Kantor Berita Associated Press (AP) melaporkan sedikitnya 72 orang tewas –yang terdiri atas 60 warga Afghanistan dan 12 tentara Amerika– dalam apa yang menurut Guterres merupakan “serangan teroris." Ledakan itu terjadi ketika warga Afghanistan berkumpul di bandara, berupaya melarikan diri di hari-hari terakhir evakuasi setelah Taliban mengambil alih negara itu.

Dujarric mengatakan kepada wartawan, “insiden ini menggarisbawahi kerentanan situasi di Afghanistan, tetapi sekaligus memperkuat tekad kami ketika terus memberikan bantuan yang mendesak di seluruh negara itu, untuk mendukung rakyat Afghanistan.”

sekjen natoSekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg (Foto: voaindonesia.com/AP)

Sekjen NATO Jens Stoltenberg mencuit bahwa ia “sangat mengutuk serangan teroris yang mengerikan,” dan bahwa prioritas aliansi itu adalah “tetap mengevakuasi sebanyak mungkin orang ke tempat yang aman sesegera mungkin.”

Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan “kami mengutuk keras insiden mengerikan ini dan akan mengambil setiap langkah untuk membawa pelakunya ke muka hukum.”

Beberapa media melaporkan kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim bertanggungjawab atas serangan itu.

pm inggris konpres tentang cabut retriksiPerdana Menteri Inggris, Boris Johnson, dalam sebuah konferensi pers pada 5 Juli 2021 memberikan informasi terkait pelonggaran restriksi Covid-19 (Foto: dw.com/id)

PM Inggris: Serangan di Kabul “Biadab”

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menggambarkan serangan itu sebagai “biadab.” Ia juga mengatakan serangan itu menggarisbawahi pentingnya melanjutkan evakuasi “secepat dan seefesien mungkin dalam jam-jam yang tersisa bagi kita” sebelum batas waktu 31 Agustus 2021.

Setelah serangan pertama, Kementerian Transportasi Inggris mengeluarkan peringatan pada pesawat-pesawat terbang untuk tidak terbang di bawah 7.620 meter di atas Afghanistan.

Presiden Komisi Eropa Ursula Von der LeyenPresiden Komisi Eropa, Ursula Von der Leyen (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Anggota DPR Peter Meijer, yang baru-baru ini dikecam karena melakukan “perjalanan rahasia” ke Kabul untuk menyaksikan kekacauan di bandara internasional itu, menyebut serangan itu sebagai “skenario mimpi buruk yang selama ini dikhawatirkan.”

Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika menyebut serangan itu “pengecut.” “Ini benar-benar merupakan krisis kemanusiaan dan pemerintah kita harus mengamankan bandara dan mengevakuasi banyak warga Amerika dan warga Afghanistan yang rentan, yang berusaha mati-matian meninggalkan negara itu.”

ledakan di bandara kabulSedikitnya 13 tentara AS tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam ledakan bom di Abbey Gate di bandara internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, hari Kamis, 26 Agustus 2021 (Foto: voaindonesia.com/Social Media)

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengutuk “serangan pengecut dan tidak manusiawi di bandara Kabul.”

Sementara Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyerukan dilanjutkannya evakuasi di bandara itu (em/lt)/voaindonesia.com. []

Biden Akan Buru Pelaku Serangan Bom di Kabul

AS Siap Perang dengan ISIS Pasca Tentara Tewas di Kabul

Macron Tarik Dubes dari Afghanistan Pasca Ledakan di Kabul

Kunjungi Afghanistan, Jokowi Beri Contoh Tidak Tunduk Pada Terorisme

Berita terkait
Biden Akan Buru Pelaku Serangan Bom di Kabul
Biden berbicara langsung kepada mereka yang bertanggung jawab atas serangan bom di dekat Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul
0
Pemprov DKI Siap Patungan Bangun Giant Sea Wall
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan siap untuk patungan dengan pemerintah pusat dalam membangun tanggul laut raksasa