Pawai Cap Go Meh Diikuti Ribuan Warga Siantar, Toleransi Tujuan Utama

Tak hanya Tionghoa, pawai ini dipenuhi beragam suku di kota yang terletak di Sumut tersebut.
Etnis Tionghoa mengadakan aksi pawai Cap Go Meh mengelilingi Kota Siantar. Tak hanya Tionghoa, pawai ini dipenuhi beragam suku di kota yang terletak di Sumatera Utara tersebut. (Foto: Tagar/ Fernandho Pasaribu)

Pematangsiantar, (Tagar, 20/2/2019) - Etnis Tionghoa mengadakan aksi pawai Cap Go Meh mengelilingi Kota Siantar. Aksi pawai diikuti sebanyak 5 barongsai dan 1 liong (naga) sepanjang 15 meter yang dimainkan 11 orang.

Mengelilingi inti kota dengan melakukan aksi barongsai, Wakil Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI), Chandra, mengatakan atraksi itu untuk menghibur masyarakat Kota Siantar.

"Kita laksanakan pawai ini bukan hanya untuk menghibur etnis Tionghoa ataupun umat budha. Tetapi untuk menghibur seluruh masyarakat Kota Siantar," ucap Chandra.

Dikatakannya, pawai ini juga untuk menunjukkan bahwa di Siantar rasa toleransi terhadap umat beragama masih selalu jadi pegangan seluruh masyarakat. Apalagi yang memainkan peran sebagai barongsai bukan hanya etnis Tionghoa.

"Kita mengapresiasi, seluruh teman-teman etnis Tionghoa dan non etnis Tionghoa yang turut meramaikan acara pagelaran cap go meh ini. Disini kita menunjukkan bahwa kota Pematangsiantar itu, merupakan salah satu kota toleransi se-Indonesia," tambahnya.

Pantauan Tagar News, pawai dimulai dari Kompleks SBC kemudian menyusuri Jalan Merdeka, Jalan Sudirman, hingga Jalan Sutomo. Terlihat masyarakat Siantar antusias melihat aksi pawai di bibir jalan, lalu makin berkerumun saat sesi foto bersama dengan barongsai.

Cap Go Meh SiantarEtnis Tionghoa mengadakan aksi pawai Cap Go Meh mengelilingi Kota Siantar. Tak hanya Tionghoa, pawai ini dipenuhi beragam suku di kota yang terletak di Sumatera Utara tersebut. (Foto: Tagar/ Fernandho Pasaribu)

Chandra berharap, acara seperti ini terus diapresiasi masyarakat. Maksudnya, agar terjalinnya kebersamaan yang ada di Kota Siantar. Aksi pawai Cap Go Meh ini, kata Chandra, dapat menjadi tolak tukur kerukunan beragama di Indonesia terutama di Sumatera Utara.

"Mudah-mudahan kebersamaan ini bukan hanya terjadi pada momen Cap Go Meh saja. Kami berharap kebersamaan ini bisa dilanjutkan kepada acara-acara berikutnya, tetapi bukan dari acara etnis Tionghoa saja," katanya

Kapolres Siantar, AKBP Heribertus Ompusunggu, yang ikut memeriahkan acara tersebut turut mengapresiasi aksi pawai Cap Go Meh. Dia mengatakan, acara berlangsung ramai dan tertib tanpa harus mengganggu aktivitas lalu lintas.

"Kita ikut berpartisipasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban perayaan cap go meh dengan berkeliling kota, dan menurunkan 60 personil untuk melakukan keamanan," katanya disela-sela acara.

"Inikan acara setahun sekali, kemudian ada budaya yang harus kita lestarikan, karena Siantar kota toleran ketiga. Dan saya sangat senang melihat masyarakat cukup gembira dengan adanya tari-tarian barongsai seputar jalan," pungkasnya.

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.