Paus Fransiskus Minta Jangan Eksploitasi Agama untuk Politik

Paus Fransiskus dalam lawan ke Slovakia September 2021 mengingatkan umat agar tidak mengeksploitasi agama demi kepentingan politik
Paus Fransiskus berbicara kepada media di atas pesawat Alitalia dalam perjalanan dari Bandara Internasional Milan Rastislav Stefanik Bratislava di Bratislava, Slovakia, kembali ke Roma, 15 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - Tiziana Fabi via REUTERS)

Jakarta – Paus Fransiskus pertengahan bulan Setember 2021 ini mengingatkan umat bahwa agama tidak boleh digunakan untuk politik. Ia juga memperingatkan umat Kristen agar tidak berusaha menjadi seseorang yang merasa superior. Ini tampaknya merupakan kritik Paus Fransiskus mengenai penggunaan agama untuk tujuan partisan.

Dalam kunjungan hari kedua di Slovakia pada 14 September 2021 lalu, Paus Fransiskus terbang dari Ibu Kota, Bratislava, ke Presov, kota di bagian timur, di mana ia memimpin misa panjang yang dikenal sebagai Liturgi Ilahi (Divine Liturgy). Ini adalah ritual Bisantin yang digunakan oleh Gereja Katolik Timur dan Gereja Ortodoks.

Paus Fransiskus mengemukakan khotbahnya dengan tema yang berkisar mengenai identitas Kristen dan salib, dengan mengatakan semua itu kerap digunakan secara dangkal.

paus di slovakiaPaus Fransiskus ambaikan tangan kepada umat yang memegang bendera Vatikan setibanya di Mestska sportova hala Square, Presov, Slovakia, untuk merayakan Misa ritus Bizantium, 14 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Darko Vojinovic)

"Hal yang sama juga berlaku untuk salib, dilukis atau dipahat di setiap sudut gereja kita. Salib ditemukan di sekitar kita: di leher, di rumah, di mobil, di saku. Apa gunanya ini, kecuali jika kita berhenti untuk melihat ke Yesus yang disalibkan dan membuka hati kita untuk-Nya, kecuali jika kita membiarkan diri terkena luka-luka yang Ia pikul untuk kita, kecuali jika hati kita membengkak karena penuh dengan perasaan sedih dan kita menangis di hadapan Tuhan yang terluka karena kasih-Nya untuk kita," kata Paus Fransiskus kepada sekitar 30 ribu jemaat yang menghadiri misa itu.

"Jika kita tidak melakukan itu, salib tetap menjadi seperti buku yang belum dibaca yang judul dan penulisnya kita tahu, tanpa ada dampaknya bagi hidup kita," lanjutnya.

Paus Fransiskus menambahkan bahwa salib tidak boleh dikurangi nilainya menjadi simbol politik dan penanda status sosial.

Di Hungaria, di mana Paus Fransiskus singgah sebentar beberapa hari sebelumnya, PM Viktor Orban telah menyerukan sentimen agama dalam politik nasionalis dan antiimigrannya. Orban mengatakan bahwa warisan Kristen terancam lenyap.

“Di sini, syukur kepada Tuhan, kita tidak menemukan orang-orang yang mempersekusi orang Kristen, seperti di banyak bagian dunia lainnya. Namun kesaksian kita dapat diperlemah oleh keduniawian dan sikap biasa-biasa saja. Salib justru menuntut kesaksian yang jernih. Karena salib bukanlah bendera untuk dilambai-lambaikan, tetapi merupakan sumber murni cara hidup yang baru Yang mana? Itulah Injil, itulah Sabda Bahagia. Saksi yang bukan hanya memikul salib di hatinya, dan bukan hanya di lehernya, tidak memandang seorang pun sebagai musuh, tetapi setiap orang sebagai saudara atau saudari yang kepada siapa Yesus berikan hidupnya," papar Paus Fransiskus.

Sejumlah partai politik di Eropa, termasuk beberapa kelompok ekstrem kanan, menggunakan salib dalam bendera atau lambang partai mereka.

Di Slovakia, People’s Party-Our Slovakia (Partai Rakyat-Slovakia Kita) yang berhaluan ekstrem kanan menyatakan berdiri atas tiga pilar – Kristen, nasional dan sosial – dan telah bertekad akan menghalangi imigrasi pengungsi yang kebanyakan Muslim.

paus sapa polisiPaus Fransiskus berhenti untuk menyapa polisi yang mengawalnya, setibanya di Vatikan setelah meninggalkan rumah sakit dengan mobil Ford, 10 hari setelah menjalani operasi usus besar, 14 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Riccardo De Luca)

Di Hungaria, salah satu sekutu pemerintahan Orban, Partai Rakyat Demokrat Kristen yang kecil, menggunakan salib sebagai simbol mereka. Begitu pula Mi Hazank, Partai Tanah Air Kami, partai nasionalis ekstrem kanan, yang menggunakan lambang salib Romawi Timur dengan dua palang horizontal.

Dalam ibadat di Slovakia itu, Paus Fransiskus juga memperingatkan umat Kristen agar tidak menggunakan agama mereka dalam apa yang disebut perang budaya, yang diyakininya merusak kebaikan bersama (uh/lt)/Reuters/voaindonesia.com. []

Alasan Paus Fransiskus Dukung LGBT

Paus Fransiskus Sebut Manusia Bersahabat dengan Vaksin

Paus Fransiskus Desak Semua Orang Vaksinasi Virus Corona

Paus Fransiskus Doakan Warga Afghanistan dan Korban Badai di AS

Berita terkait
Sila Pertama Pancasila, Meredam Politik Identitas Mengatasnamakan Agama
Sila pertama Pancasila, meredam politik identitas mengatasnamakan agama. Bahwa Indonesia netral terhadap agama apa pun.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina