TAGAR.id, Vatikan - Paus Fransiskus pada Minggu (14/1/2024) membela keputusan penting yang menyetujui pemberkatan bagi pasangan sesama jenis, dengan menyatakan bahwa orang-orang di Gereja Katolik yang menolak keputusan tersebut telah mengambil “kesimpulan yang buruk,” karena mereka tidak memahaminya.
Dalam sebuah wawancara televisi, Paus Fransiskus menyampaikan tanggapan terbuka pertamanya sejak peristiwa 18 Desember 2023 yang memicu perdebatan luas di kalangan gereja, di mana para uskup di beberapa negara, khususnya di Afrika, menolak membiarkan para pastor menerapkan kebijakan tersebut.
“Terkadang keputusan yang dibuat tidak diterima, namun biasanya keputusan itu tidak diterima karena tidak dipahami.”
“Bahayanya adalah jika saya tidak menyukai sesuatu dan saya menyimpan perasaan itu di hati saya, saya menjadi penentang dan langsung mengambil kesimpulan buruk,” ungkapnya saat dihubungi dari kediamannya di Vatikan dalam program “Che Tempo Che Fa” di stasiun televisi Italia, Channel 9.
“Ini yang terjadi dengan keputusan terbaru mengenai pemberkatan bagi semua kalangan,” ujarnya, merujuk pada deklarasi yang dikenal dengan judul Latin “Fiducia Supplicans” itu. Deklarasi itu diterbitkan oleh departemen doktrin Vatikan dan disetujui olehnya.
Sejak deklarasi awal, Vatikan dengan susah payah menekankan bahwa pemberkatan tersebut bukan berarti persetujuan terhadap hubungan seks
sesama jenis dan tidak sepatutnya dilihat sebagai sesuatu yang setara dengan sakramen pernikahan bagi pasangan heteroseksual.
Gereja mengajarkan bahwa seks sesama jenis adalah dosa dan tidak teratur dan orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis harus berusaha untuk tetap suci.
Sejak terpilih pada tahun 2013, Paus Fransiskus telah berusaha membuat gereja yang beranggotakan 1,35 miliar orang itu lebih ramah terhadap kelompok LGBT, tanpa mengubah doktrin moral.
Dalam wawancaranya, Paus Fransiskus mengatakan bahwa mereka yang tidak menyukai keputusan apa pun, seperti mengenai pemberkatan pasangan sesama jenis, harus mengungkapkan keraguan mereka dan terlibat dalam “diskusi persaudaraan.”
Awal bulan ini kantor Vatikan yang mengeluarkan deklarasi bulan Desember merasa terdorong untuk menerbitkan pembelaan panjang terhadap tuduhan dari kaum konservatif bahwa deklarasi tersebut sesat dan menistakan. (rd/rs)/Reuters/voaindonesia.com. []