Paus Fransiskus Bertolak ke Kanada Selesaikan Skandal Pelecehan Atas Warga Asli

Paus Fransiskus meninggalkan Roma menuju Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada para penyintas pelecehan
Paus Fransiskus hari Minggu, 24 Juli 2022, meninggalkan Roma menuju Kanada. (Foto:Dok/voaindonesia.com/Reuters)

TAGAR.id, Vatikan – Paus Fransiskus hari Minggu, 24 Juli 2022, meninggalkan Roma menuju Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada para penyintas pelecehan yang dilakukan selama puluhan tahun di sekolah dan asrama perumahan yang dikelola oleh Gereja Katolik.

Pemimpin 1,3 miliar umat Katholik dunia itu akan dijemput langsung oleh Perdana Menteri (PM) Kanada, Justin Trudeau, di Bandara Internasional Edmonton.

Pesawat Paus lepas landas dari Roma sekitar pukul 9 pagi waktu setempat. Penerbangan selama 10 jam menuju Kanada merupakan penerbangan terlama sejak tahun 2019 bagi paus berusia 85 tahun itu. Sakit lutut yang dialami Paus membuatnya terpaksa menggunakan tongkat atau kursi roda dalam perjalanannya baru-baru ini.

Koresponden Kantor Berita AFP yang mengikuti perjalanannya melaporkan Paus, yang menggunakan kursi roda, diangkat dengan platform khusus untuk naik ke pesawat.

Lawatan Paus ke Kanada terutama untuk menyampaikan permintaan maaf kepada para penyintas, atas peran Gereja Katolik dalam skandal yang oleh Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional disebut sebagai “genosida budaya.”

Sebelum berangkat, Paus mencuit di Twitter bahwa ia sedang melakukan “ziarah pertobatan” yang “mungkin berkontribusi pada perjalanan rekonsiliasi yang sudah dilakukan sebelumnya.”

twit pausTwit Paus Fransiskus. (Foto: voaindonesia.com/Twitter Pope Francis @Pontifex)

Kepala urusan diplomatik Gereja Katholik yang juga pejabat paling senior kedua di Vatikan, Kardinal Pietro Parolin, ikut menemani perjalanannya.

Dari akhir tahun 1800-an hingga 1900-an, pemerintah Kanada mengirim sekitar 150.000 anak-anak First Nations, Metis dan Inuit ke 139 sekolah asrama yang dijalankan Gereja Katholik, di mana mereka dipisahkan dari keluarga, bahasa dan budaya mereka. Banyak yang dianiaya secara fisik dan seksual oleh guru dan kepala sekolah.

Ribuan anak diyakini meninggal dunia karena penyakit, kekurangan gizi atau penelantaran.

Sejak Mei 2021, lebih dari 1.300 kuburan tanpa nisan ditemukan di berbagai lokasi bekas sekolah.

Delegasi masyarakat adat Kanada pada bulan April lalu melakukan perjalanan ke Vatikan dan bertemu dengan Paus Fransiskus, yang melatarbelakangi rencana lawatan selama enam hari saat ini. Seusai pertemuan itu Paus secara resmi mohon maaf.

Sepatu anak-anak diletakkanSepatu anak-anak diletakkan di depan Gedung Parlemen, di Ottawa, Ontario, Kanada, 31 Mei 2021, sebagai pengakuan atas penemuan kerangka anak-anak suku asli dari puluhan tahun di sebuah sekolah asrama di Kamloops, British Columbia (Foto: voaindonesia.com - Adrian Wyld /The Canadian Press via AP)

Menurut rencana, setelah memimpin misa di hadapan puluhan ribu umat di Edmonton hari Selasa, 26 Juli 2022, Paus Fransiskus akan menuju barat laut ke sebuah situs ziaran penting, Lac Sainte Anne.

Kota Quebec menjadi tujuan berikutnya pada tanggal 27-29 Juli 2022, dan dilanjutkan ke Iqualuit, kediaman warga suku asli Inuit terbesar di Kanada, di mana ia akan bertemu dengan para mantan siswa sekolah asrama.

Paus Fransiskus adalah paus kedua yang mengunjungi Kanada setelah Paus Yohanes Paulus II, yang mengunjungi negara itu tiga kali, yaitu pada tahun 1984, 1987 dan 2002. Sekitar 44% penduduk Kanada beragama Katholik. (em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Penduduk Asli Kanada Tunggu Paus Fransiskus Minta Maaf
Penduduk asli Kanada optimistis menjelang kedatangan Paus Fransisku sekaligus permohonan maaf atas kasus pelecehan anak-anak di sekolah
0
Paus Fransiskus Bertolak ke Kanada Selesaikan Skandal Pelecehan Atas Warga Asli
Paus Fransiskus meninggalkan Roma menuju Kanada untuk menyampaikan permintaan maaf secara pribadi kepada para penyintas pelecehan