TAGAR.id, New York, AS - Sejumlah nilai saham pada bursa saham Amerika Serikat (AS) jatuh ke level terburuk dalam dua tahun terakhir pada Selasa, 13 September 2022, menyebabkan indeks saham Dow Jones anjlok sebesar 1.250 poin, menyusul kondisi Wall Street yang menyadari bahwa inflasi yang melanda AS saat ini tidak akan berlalu secepat seperti yang diharapkan.
Indeks saham S&P 500 turun sebesar 4,3 persen, yang merupakan penurunan terbesar bagi indeks tersebut sejak Juni 2020. Bursa saham Nasdaq ditutup dengan penurunan sebesar 5,2 persen.
Laporan inflasi, yang lebih besar dari perkiraan, yang terbit pada Selasa itu, membuat para pedagang saham bersiap untuk menghadapi langkah yang akan diambil oleh Bank Sentral AS. The Fed, Bank Sentral AS, tampaknya akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari taksiran semula, dengan semua risikonya bagi perekonomian.

Harga obligasi juga jatuh setelah pemerintah melaporkan inflasi melambat pada bulan lalu namun pada laju yang lebih lambat dari prediksi para ahli ekonomi. Penurunan yang terjadi pada Selasa tidak sampai menghapus semua kenaikan pasar dalam empat hari terakhir.
Kekhawatiran dengan suku bunga tinggi menyebabkan semua harga komoditas turun mulai dari emas hingga mata uang kripto dan minyak mentah.
"Kini ibaratnya, bukanlah perjalanan yang membuat (kita) khawatir, namun tujuan (dari ini semua)," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior di Allspring Global Investments. "Jika Bank Sentral ingin menaikkan dan mempertahankan suku bunga yang tinggi, pertanyaannya adalah, sampai pada tingkat berapa persen." (ps/jm)/Associated Press/voaindonesia.com. []