TAGAR.id, Jakarta - Hasil tabulasi sementara real count KPU per Senin, 19 Februari 2024 menunjukkan suara Golkar sudah di angka 14,05%. Pada 2019, mereka hanya mendulang 12,31 persen, dan di bawah Gerindra.
Ketua DPP Partai Golkar Meutya Hafid membeberkan alasan partainya mendapatkan kenaikan suara dibanding dengan Pileg 2019. Ia menyinggung peran Ketum Airlangga Hartarto.
"Tentu kepemimpinan Pak Airlangga juga salah satu yang utama terhadap keberhasilan kita di Pileg kali ini ya," kata Meutya kepada wartawan usai mendampingi Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto meresmikan RSPPPN Jenderal Soedirman, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024.
Untuk efek Pak Prabowo itu juga kita rasakan elektoral efeknya terhadap Partai Golkar juga tinggi, dan tentu bersama Mas Gibran.
Selain itu, kata Meutya, kader-kader yang militan juga menjadi poin penting dalam kenaikan suara Partai Golkar. Ada juga peran narasi keberlanjutan pembangunan Presiden Jokowi dinilai berefek besar dari kenaikan suara Golkar.
- Baca Juga: Soal Anak Muda Jadi Cawapres, Golkar: PDIP Punya Banyak Anak Muda, Kenapa Nggak Dimajukan?
"Jadi, saya rasa narasi keberlanjutan itu kalau secara partai partai itu juga Golkar dapat banyak suara dari situ karena kita memperjuangkan keberlanjutan dan memang kan seperti iklan kita juga kan ada Pak Jokowi juga kita tayangkan keberhasilan-keberhasilan beliau," ucapnya.
Lebih jauh, Ketua Komisi I DPR RI menegaskan, peran pasangan Prabowo-Gibran juga menjadi salah satu faktor penting kenaikan suara partainya.
"(Coattail effect Prabowo-Gibran) Pasti dong. Untuk efek Pak Prabowo itu juga kita rasakan elektoral efeknya terhadap Partai Golkar juga tinggi, dan tentu bersama Mas Gibran," terang dia.
Berdasarkan hitung cepat maupun real count KPU, Prabowo-Gibran diproyeksikan menang 1 putaran. Sebab, berhasil merengkuh kisaran 58 persen. Mereka juga sukses meraih 20 persen di 20 provinsi. []