Para Guru untuk Sekolah Darurat

Atas kerelaan mereka menawarkan untuk mengajar anak-anak di tenda-tenda sekolah darurat di Lombok terdampak gempa.
Anak-anak korban gempa beraktivitas di dalam tenda Sekolah Darurat di SDN 1 Guntur Macan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (5/9/2018). Kementerian Pendidikan Nasional mencatat sebanyak 556 sekolah mengalami kerusakan akibat gempa bumi di Lombok dan dari jumlah tersebut yang mengalami rusak parah sebanyak 235 sekolah. (Foto: Antara/Ahmad Subaidi)

Lombok, (Tagar 8/9/2018) - Para guru ini atas kerelaan sendiri mendaftar untuk mengajar anak-anak di sekolah-sekolah darurat di tenda-tenda pengungsian. Banyak bangunan sekolah hancur diguncang gempa, anak-anak terpaksa belajar di luar ruangan. 

Bupati Lombok Barat, Fauzan Khalid  melepas 54 orang guru yang peduli terhadap dampak bencana gempa bumi. Guru-guru ini disebar untuk membantu penanggulangan proses pendidikan di sejumlah lokasi yang ada Lombok.

Kegiatan pelepasan itu didampingi oleh Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi NTB, Ali Rahim.

Para guru yang dilepas itu adalah Guru Tetap Daerah yang masih berstatus non PNS yang ada di Lombok Barat dan tergabung dalam Guru Relawan Bencana Lombok. Pelepasan mereka dilakukan di halaman Rumah Dinas Bupati, Jumat (7/9).

Sesaat sebelum dimulai, Ali Rahim memastikan bahwa 54 orang guru tersebut adalah para guru non PNS yang bertugas di wilayah Lombok Barat dan ingin mendedikasikan ilmunya khusus untuk anak-anak sekolah korban gempa.

"Kita (PGRI) yang merekrut mereka berdasarkan kepedulian dan kesukarelaan mereka. Tidak ada gaji yang disiapkan, tapi kita menyiapkan uang transport saja," tutur Ali yang akan demisioner beberapa waktu lagi.

Sementara itu, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid menyambut baik kelompok guru yang ingin mendedikasikan hidupnya kepada para peserta didik di sekolah-sekolah yang terdampak gempa.

"Saya sangat bangga dengan kebersamaan yang para guru tunjukkan. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan jika kita terus bersama," sambutnya dengan wajah berseri.

Sebanyak 54 orang guru tersebut terbagi dalam 9 regu yang akan bertugas mengajar di 4 Kecamatan di Lombok Barat dan sebagian lainnya bertugas di Kabupaten Lombok Utara.

Koordinator para guru relawan, Taufikurrahman mengatakan mereka telah diberikan pelatihan untuk memberikan trauma healing pada anak-anak sekolah.

"Kami hanya bertugas sehari dalam seminggu, jadi tidak akan mengganggu tugas pokok di sekolah asal," ujar Taufik.

Ia koordinator guru relawan sekaligus Ketua Asosiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer NTB.

Taufik menambahkan, dari 54 orang ada 4 orang guru SMA, terbanyak adalah guru SD dan SMP.

Sesuai data sementara, jumlah sekolah di Lombok Barat yang terdampak bancana gempa sebanyak 158 sekolah tingkat SD dan 37 tingkat SMP.

Sebagian dari sekolah-sekolah tersebut mengalami rusak ringan, sebagian besarnya rusak sedang sampai berat.

Sedangkan untuk SMA/SMK, Bupati Lombok Barat mengatakan pihaknya belum mendapatkan data pasti karena sampai saat ini berkas data kerusakan masih tersimpan di pihak Pemerintah Provinsi NTB .

"Sebagian besar sekolah rusak sedang sampai berat, anak-anak terpaksa harus belajar di sekolah darurat," ujar Bupati Lombok Barat. []

Berita terkait
0
Pemerintah Cairkan Gaji Ke 13 ASN dan Pensiunan Mulai Awal Juli 2022
Pemerintah akan mencairkan gaji ke-13 tahun 2022 bagi aparatur sipil negara (ASN) dan pensiunan mulai awal Juli 2022 ini