Pandemi Virus Corona Perdalam Jurang Sosial dan Keadilan

Disebutkan bahwa 9 dari 10 orang di negara miskin mungkin tidak bisa mendapatkan vaksin virus corona, pandemi perdalam jurang sosial dan keadilan
Ilustrasi: UNICEF bekerja sama dengan maskapai penerbangan dan penyedia pengiriman global untuk merencanakan pengiriman vaksin virus corona (Covid-19 (Foto: unicef.org/UNICEF/UNI322102/UNICEF)

Jakarta - Mungkinkah vaksinasi vaksin virus corona untuk semua warga dunia? Amnesty International mengingatkan bahwa 9 dari 10 orang di negara miskin kemungkinan tidak bisa mendapatkan vaksin virus corona (Covid-19). Satu lagi bukti pandemi telah perdalam jurang sosial dan keadilan.

Laporan terakhir di situs independen, worldometer, tanggal 12 Desember 2020, pukul 11.00 WIB, menunjukkan jumlah kasus virus corona di dunia sebanyak 71.437.330 dengan 1.601.168 kematian di 218 negara dan teritori serta 2 kapal pesiar mewah.

Berita gembira tentang vaksin virus corona penyebab Covid-19 memenuhi media-media sosial maupun konvensional. Pada Selasa, 8 Desember 2020, Inggris telah mulai memberikan vaksin tahap pertama bagi warganya. Sementara Amerika Serikat juga tidak mau ketinggalan memesan vaksin. Negara lain yang juga kaya, ramai-ramai mengamankan pesanan vaksin bagi warganya. Lantas bagaimana dengan negara lain yang miskin?

Organisasi nonpemerintah Amnesty International (AI) pada Rabu, 9 Desember 2020, mengeluarkan laporan yang mengatakan bahwa negara-negara kaya telah mendapatkan cukup vaksin virus korona untuk melindungi tiga kali lipat populasi mereka hingga pada akhir tahun 2021. Kecenderungan memborong ini kemungkinan merampas hak miliaran orang di negara yang lebih miskin untuk mendapatkan vaksin.

Sekitar 67 negara miskin di seluruh dunia, seperti Kenya, Myanmar, Nigeria, Pakistan dan Ukraina, hanya akan mampu memvaksinasi satu dari tiap sepuluh orang warganya, demikian dilaporkan oleh AI. Organisasi ini pun mendesak agar segera diambil tindakan cepat oleh pemerintah terkait dan industri farmasi untuk memastikan diproduksinya dosis vaksin dalam jumlah yang cukup.

covaxNegara-negara yang menyatakan komitmen terhadap skema vaksin global, COVAX (Foto: dw.com/id)

AI dan organisasi lain seperti Frontline AIDS, Global Justice Now dan Oxfam, mendesak pemerintah dan industri farmasi untuk mengambil tindakan guna memastikan kekayaan intelektual vaksin dapat dibagikan secara luas.

1. Benturan Logistik dan Kondisi Geografis

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, juga telah mendukung skema program vaksin global yang dikenal sebagai COVAX yang berupaya memastikan distribusi vaksin yang adil. Sekitar 189 negara telah bergabung dalam program ini. Tetapi beberapa negara seperti Amerika Serikat belum mendaftar karena telah mencapai kesepakatan bilateral dengan produsen.

Namun tantangan tidak hanya terletak pada kemampuan mengamankan stok vaksin, kantor berita AP menerbitkan laporan tentang ketidakmampuan negara miskin dan berkembang dalam menyediakan fasilitas pendingin untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin.

Sebelum digunakan, vaksin virus corona harus terus.menerus disimpan dalam pendinginan steril agar kualitasnya tetap terjaga. Tampaknya negara-negara miskin harus berusaha ekstra keras untuk bisa mempertahankan ‘rantai dingin’ penyimpanan vaksin ini.

Bagi negara-negara miskin, menyediakan rantai dingin untuk distribusi vaksin virus corona bukan hal yang mudah. Vaksin ini harus disimpan dalam suhu yang sangat dingin yaitu sekitar minus 70 derajat Celsius. Akibatnya, lagi-lagi, orang miskin menjadi yang paling terpukul oleh pandemi, juga cenderung menjadi yang terakhir pulih.

Para ahli logistik memperingatkan bahwa sebagian besar dunia tidak punya atau kekurangan fasilitas pendingin untuk bisa menjalankan program vaksinasi secara efektif. Ini termasuk sebagian besar negara di Asia Tengah, sebagian besar wilayah India dan negara-negara di Asia Tenggara, Amerika Latin dan Afrika seperti di Burkina Faso.

Selain itu, kondisi geografis juga menjadi tantangan di sebagian besar negara. Seorang ibu di Burkina Faso contohnya, harus berjalan kaki selama berjam-jam untuk bisa mencapai pusat layanan kesehatan terdekat. Kondisi ini juga terdengar familiar bagi sebagian masyarakat di Indonesia.

2. Nasib Iran Bagaimana?

Sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran telah mempersulit negara itu dalam mengimpor vaksin virus corona, kata presiden Iran, Rabu, 9 Desember 2020.

"Ketika kita bicara tentang impor vaksin, kita mengutuk Trump ini 100 kali, yang bahkan tidak peduli dengan kesehatan masyarakat," ujar Presiden Iran, Hassan Rowhani, di televisi pemerintah.

Namun, pemerintah Iran mengatakan akan menemukan cara untuk membeli vaksin pada waktu yang waktu dan membuatnya tersedia bagi rakyat Iran, kata presiden. Setelah secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Wina pada 2018, Trump menjatuhkan sanksi terhadap Iran yang juga memengaruhi akses negara itu kepada sistem perbankan internasional.

Sebagai akibatnya, Iran secara de facto tidak dapat membeli atau menjual apapun melalui sistem perbankan asing. Meskipun ada pengecualian untuk obat-obatan dan makanan, Bank Sentral Iran mengklaim bahwa hal ini tidak berlaku di kenyataan.

Iran yang telah terpukul oleh sanksi ini, lebih terpukul lagi oleh krisis virus corona. Sejak wabah resmi tercatat di Iran pada akhir Februari 2020, sudah ada lebih dari 50.000 kasus kematian dan lebih dari 1 juta infeksi telah dicatat.

Vaksin corona memang ibarat cahaya terang di akhir lorong kegelapan kala pandemi. Pasar-pasar di pusat bisnis di dunia juga secara optimistis menyambut kabar ini. Namun bagi banyak orang, utamanya di negara-negara miskin, harapan untuk mendapat vaksin masih terlalu tinggi untuk digapai [ae/vlz (amnesty.org, AP, Reuters, dpa)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Amerika Serikat Pakai Vaksin Virus Corona Pfizer-BioNTech
Panel FDA setujui penggunaan vaksin virus corona (Covid-19) produksi raksasa farmasi dunia yaitu Pfizer (AS) dan BioNTech (Jerman)
Euforia Vaksin Virus Corona Vs Pengabaian Protokol Kesehatan
Reaksi dunia terkait dengan hasil uji vaksin virus corona yang menjanjikan perlu juga diperhatikan bawah vaksinasi tidak semerta hentikan pandemi
53% Vaksin Virus Corona Dunia Sudah Dibeli Negara Kaya
Negara-negara kaya timbun vaksin virus corona (Covid-19), dan negara-negara miskin akan ketinggalan karena tidak mendapatkan vaksin untuk rakyatnya
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.