PAN: Pindah Koalisi Penyakit yang Dibenci Rakyat

Politikus PAN Jawa Barat M Rizal Fadillah menyindir Partai Demokrat lantaran keluar dari koalisi Prabowo-Sandiaga.
Politikus PAN M Rizal Fadillah. (Foto: Tagar/Fitri Rachmawati)

Bandung - Politikus PAN M Rizal Fadillah menyindir Partai Demokrat lantaran keluar dari koalisi Prabowo-Sandiaga. 

Dia menilai Partai Demokrat terlalu pragmatis dengan langkah politiknya. Memilih menyelamatkan nasib Partai Demokrat terutama 'putera mahkota' yang diduga kuat dijanjikan posisi menteri.

"Partai Demokrat sudah absolut loncat. Gaya ketum-nya yang baperan dan punya misi sukses ‘putera mahkota' lebih mudah tergoda," tuturnya, di Bandung, Selasa 11 Juni 2019.

Rizal mengatakan, meskipun sikap politik Partai Demokrat sudah lepas dari koalisi Prabowo-Sandiaga, tidak akan mudah diterima oleh kubu Jokowi-KH Ma’ruf Amin. Mengingat politik yang suka bermain dua kaki.

Berita sebelumnya: Demokrat Jabar Sudah Putus Kontrak dengan Kubu 02

"Sebenarnya tidak mudah diterima koalisi 01. Mereka adalah pendukung berkeringat yang dipaksa melepas jatah atau konsesinya untuk diberikan kepada tamu yang datang di ujung," tukas dia.

Dia tegaskan, bukan mustahil Partai Demokrat menjadi terombang-ambing, tidak diterima di sana sini atau memang dapat satu menteri hiburan.

Menurut Rizal, pindah koalisi adalah penyakit yang dibenci rakyat. Partai yang pragmatis yang hanya memikirkan kursi adalah cermin tidak peduli pada aspirasi dan kepentingan rakyat.

"Ia akan dijauhi oleh rakyat. Rakyat tak suka sinetron, yang dibutuhkan adalah konsistensi dalam membela rakyat dan membela umat. Partai-partai akan selalu diuji apakah masih menjadi partai perjuangan atau partai keuangan. Mengais posisi ataukah bervisi memajukan negeri. Partai itu tangan pemerintah atau sarana penyalur aspirasi. Yang lebih ekstrim pertanyaan adalah apakah partai itu pengabdi atau pencuri," kata dia.

Dia menambahkan, jangan sampai nanti ada konklusi bahwa pindah koalisi merupakan kongsi jahat untuk mencuri suara rakyat.

Berita sebelumnya: Kubu 02 Demo di Jakarta, PAN Jabar Tunggu Perintah

"Res publica adalah kepentingan publik bukan kepentingan negara atau partai politik. Demi selamat untuk tetap menjadi partai perjuangan atau berubah menjadi partai keuangan," tandasnya.

Sementara itu, menanggapi sindirian politisi PAN Rizal Fadillah yang juga Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Asep Wahyu Wijaya enggan banyak berkomentar.

Asep menegaskan, soal koalisi Prabowo-Sandiaga itu menjadi ranahnya DPP bukan DPD Partai Demokrat Jawa Barat.

"Intinya, tugas DPD Partai Demokrat Jabar hanya sampai pada proses rekapitulasi di KPUD Jabar. Setelahnya, itu urusan masing-masing DPP karena pilpres itu ranahnya DPP," tegas dia.[]

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.