Pameran Boneka Barbie Sedot Perhatian Penonton Piala Dunia Putri FIFA 2023 di Selandia Baru

Sebuah pameran Barbie di Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, menggugah para pengunjungnya untuk semakin menyuarakan keterwakilan perempuan
Pameran "The Barbie Collector" di The Wellington Museum, Wellington, Selandia Baru, 29 Juli 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Amanda Perobelli)

TAGAR.id, Wellington, Selandia Baru - Demam Barbie melanda dunia, termasuk Selandia Baru, yang bersama Australia, saat ini menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia Putri FIFA 2023 hingga 20 Agustus 2023 mendatang.

Sebuah pameran boneka Barbie di Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, menggugah para pengunjungnya untuk semakin menyuarakan keterwakilan perempuan di berbagai bidang yang selama ini didominasi pria.

George Brown, penggemar sepak bola dari Amerika Serikat, belum sempat menonton film Barbie. Namun, seusai menonton pameran dadakan Barbie di Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, ia tidak sabar untuk pulang, dan menonton film arahan sutradara Greta Gerwig itu bersama istrinya.

“Perempuan mengalami evolusi dari waktu ke waktu. Barbie telah berkembang seiring berjalannya waktu. Saya kira Barbie berikutnya seharusnya Barbie si Juara Piala Dunia,” ujarnya.

Erin Draper pose di pameran barbieErin Draper, 24 tahun, berpose dalam kotak Barbie pada pameran "The Barbie Collector" di The Wellington Museum, Wellington, Selandia Baru, 29 Juli 2023. (REUTERS/Amanda Perobelli)

Brown, 60, tahu bahwa Barbie si Pemain Sepak Bola sudah banyak beredar saat ini. Tokoh-tokoh perempuan yang menjadi sumber inspirasinya beragam, termasuk Alex Morgan, satu dari dua kapten Tim Sepakbola Putri AS di Piala Dunia, yang tercatat sebagai tokoh Barbie sejak Agustus 2020. Yang diinginkan Brown adalah Barbie yang menjadi bintang Piala Dunia tahun ini.

John Ketterson, 51, warga Selandia Baru keturunan Swedia, sepakat dengan Brown. Di pameran Barbie yang terbuka untuk umum hingga 10 September ini, ia mengatakan, kini saatnya perempuan menjadi sorotan di bidang-bidang yang selama ini didominasi pria.

“Anak perempuan saya suka menonton pertandingan sepak bola. Ia juga suka Barbie Astronot. Itu salah satu favoritnya. Boneka Barbie membuatnya berpikir ia dapat melakukan apa saja dan mewujudkan impian apa saja,” komentar Ketterson.

Bagi Ketterson, Pameran Barbie dan Piala Dunia Putri seperti mengingatkan dunia mengenai masih rendahnya representasi perempuan dalam berbagai bidang yang selama ini didominasi laki-laki.

anak perempuan lihat pameran barbie di selandia baruSeorang anak perempuan melihat boneka Barbie yang terpantul di kaca dalam pameran "The Barbie Collector" di The Wellington Museum, Wellington, Selandia Baru, 31 Juli 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Amanda Perobelli)

“Pesannya Piala Dunia Putri dan Pameran Barbie ini sama. Ini adalah pesan paralel yang bagus bagi kedua putri saya, dan untuk melihat representasi perempuan dalam bidang olahraga, media atau komunikasi. Jumlahnya belum memadai, tapi mengalami perubahan. Ini sungguh luar biasa,” jelasnya.

Pameran pop-up Barbie di Museum Wellington ini memajang sekitar 500 boneka Barbie dan Ken – semuanya milik Patsy Carlyle, kolektor Barbie terbesar di Selandia Baru. Ia memulai koleksinya sejak 1998 dan sekarang memiliki lebih dari 1.600 boneka tersebut.

Menurut Mega Dunnn, kurator pameran itu, ia terkejut dengan banyaknya orang yang ingin menonton pameran Barbie. Setiap hari, antrean pengunjungnya mengular panjang.

Dunn mengatakan banyak orang datang ke pameran itu langsung setelah menonton film Barbie. Beberapa dari mereka bahkan mengenakan pakaian pink, warna yang identik dengan boneka mode terkenal di dunia itu. (ab/uh)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kisah di Balik Boneka Barbie Figur Kahlo, Earhart dan Johnson
Tiga boneka barbie terbaru diperkenalkan pada publik hari ini, dilabeli inspiring women, sangat menyerupai sosok Frida Kahlo, Amelia Earhart, dan Katherine Johnson.
0
Pameran Boneka Barbie Sedot Perhatian Penonton Piala Dunia Putri FIFA 2023 di Selandia Baru
Sebuah pameran Barbie di Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, menggugah para pengunjungnya untuk semakin menyuarakan keterwakilan perempuan