Pak Jokowi, Pariwisata Danau Toba Masih Autopilot

Pelaku pariwisata di Sumut menilai bahwa perkembangan pariwisata Sumut begitu lambat.
Desa Bakkara. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong)

Medan - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengunjungi Toba, 29-31 Juli 2019. Dijadwalkan Presiden akan mengunjungi situs wisata Danau Toba di lima kabupaten. Mulai dari Kabupaten Tapanuli Utara, Humbahas, Tobasa, Simalungun hingga Samosir.

Pelaku pariwisata di Sumatera Utara (Sumut) menanggapi kunjungan Presiden kali ini akan mampu membuat pejabat daerah sadar bahwa perkembangan pariwisata Sumut begitu lambat.

Pejabat daerah, termasuk Sumut, jangan memaksakan kunjungan ini untuk membuat Presiden terkesan. Padahal, faktanya masih banyak yang perlu dibenahi.

"Pemerintah Sumut harus menyadari kenapa Danau Toba selalu terlambat maju di bidang pariwisata. Kedatangan ini adalah motivasi," kata Ketua Bidang Litbang DPD Himpunan Pramuwisita Indonesia (HPI) Sumut, Dearman Damanik, yang dihubungi Tagar, Minggu 29 Juli 2019.

Seharusnya, kata Dearman, kedatangan Jokowi ke Samosir kali ini bisa menjadi inspirasi kepada pemerintah setempat, pihak pelaku dan masyarakat. Ini adalah sebuah penghargaan yang tak ternilai bagi mereka khususnya.

Namun, dari kacamata pelaku industri pariwisata, Dearman berharap kedatangan Jokowi akan mampu membuat pariwisata Danau Toba semakin bagus. Setidaknya, melalui kunjungan itu, akan semakin terpromosikan.

Berkaca dari pengalaman kedatangan Presiden pada tahun 2016 lalu, pariwisata Danau Toba masih berjalan seperti autopilot. Tidak ada perubahan yang signifikan dengan destinasi wisata.

Sampai saat ini Danau Toba belum menjadi 'single destination'

"Kalau masalah objek wisata, yang ada di Samosir perubahan hanya sedikit. Apalagi ketika beliau itu kunjungan ke Siallagan. Kampung tersebut seakan tidak ada perubahan, hanya banner besar milik Geopark. Kendala utamanya hanya masalah sumber daya manusia," kata Dearman.

Kunjungan Wisatawan

Sementara itu, Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Indonesia (ASITA) Sumut, Solahuddin Nasution mengapresiasi kedatangan Presiden ke Toba. Ini menandakan perhatian pemerintah pusat ke kawasan ini cukup besar. Dari segi promosi, kunjungan itu, membuat Danau Toba semakin dikenal.

"Namun belum bisa meningkatkan arus kunjungan wisatawan secara signifikan," ujarnya, dihubungi Tagar, Minggu 28 Juli 2019 siang.

Karena itu, dia berharap pengembangan pariwisata harus memperhatikan pola-pola perjalanan (travel pattern) yang sudah berjalan selama ini. Artinya, mengikut kepada paket-paket wisata yang dijual biro perjalanan selama ini.

"Sampai saat ini Danau Toba belum menjadi 'single destination'. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata harus juga memperhatikan pengembangan destinasi pariwisata di sekitarnya seperti Berastagi, Bukit Lawang, dan lain-lain," katanya.

Lebih lanjut Solahuddin menjelaskan, paket perjalanan di Sumut umumnya berdasarkan pola perjalanan Medan-Parapat/Samosir-Brastagi via Simarjarunjung dan kembali ke Medan. Maka dari itu, rute tersebut harus disentuh dan dikembangkan baik dari segi infrastruktur, maupun atraksi dan amenitas lainnya.

Adapun pengembangan di arah selatan Danau Toba sekarang ini, seperti Silangit, Sipinsur, Huta Ginjang dan kawasan lainnya, cukup positif menperkaya travel pattern di Sumut.

"Tapi, travel pattern yang lama yang sudah dijual ke mancanegara tidak boleh dibiarkan, harus dikembangkan sejalan dengan pengembangan kawasan selatan Danau Toba," jelasnya.

Selama kunjungan ke Toba, Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengunjungi situs-situs dan destinasi wisata, antara lain, Sipinsur, Sigapiton, Air Terjun Situmurun, Desa Bakkara, Pasar Siborong-borong, Ajibata hingga Tele di Samosir. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.