OSO Tidak Ingin Jokowi Terlibat Konflik Hanura

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghindari konflik internal partai.
Pemimpin Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menyebut Wiranto hanya anggota biasa bukan Dewan Pembina, Rabu, 18 Desember 2019. (foto: Tagar/Fernandho).

Jakarta - Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Musyawarah Nasional (Munas) Hanura III, semata karena tidak ingin RI-1 terlibat dalam konflik internal partai.

Karena partai itu punya anggaran dasar. Dan kekuasaan tertinggi itu adalah di munas ini

"Ini juga kan masih ada hari lain bisa mengundang Bapak Presiden (Jokowi), karena kita tidak mau melibatkan hal-hal konflik mengikut sertakan bapak presiden dalam hal konflik," kata OSO di Hotel Sultan, Jakarta, 18 Desember 2019.

Selain itu, dirinya juga tidak ingin mengganggu agenda kerja yang sedang dilakukan Jokowi.

"Jadi kami sangat tahu sekali dan ingin sekali mengundang presiden. Tapi terus terang saja Presiden dalam keadaan yang begitu sibuk," tuturnya.

Baca juga: Langkah Wiranto Selamatkan Hanura Harus Didukung

OSO mengaku akan berhenti menjadi ketua umum partai jika tidak lagi dipilih oleh para kadernya. 

Dia membantah pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto terkait perjanjian pakta integritas pada Munas Hanura di Solo, 21 Desember 2016 lalu.

"Itu kalau saya tidak dipilih lagi. Mungkin saja 2020 saya sudah selesai, tapi saya dipilih dan diminta, didaulat kembali untuk memimpin partai ini. Masa saya tinggalin," katanya 

OSO menegaskan, dia dipilih langsung oleh seluruh kader yang terdiri dari 34 DPD dan 514 DPC. Di matanya, ini adalah Munas Hanura yang sesungguhnya.

"Kalau pakta integritas itu adalah, yang kita ucapkan kepada pernyataan tidak boleh mengkhianati partai, tidak boleh melakukan kebohongan-kebohongan opsi-opsi yang bertentangan dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga," ujarnya.

Baca juga: OSO Resmi Jadi Ketua Umum Hanura Periode 2019-2024

"Di luar itu, itu komitmen pribadi yang tidak menyangkut di dalam mekanisme organisasi partai, karena partai itu punya anggaran dasar dan kekuasaan tertinggi itu adalah di munas ini," kata OSO. 

Sebelumnya, Munas III Partai Hanura menetapkan Oesman Sapta Odang (OSO) sebagai Ketua Umum Periode 2019-2024, Selasa, 17 Desember 2019 malam secara aklamasi dengan dukungan 34 DPD se-Indonesia.

"Barusan atas permintaan 34 DPD dan DPC Pak OSO terpilih kembali secara aklamasi," kata Ketua DPP Partai Hanura Inas Nasrullah Zubir seusai sidang pleno Munas Hanura di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2019.

Inas mengatakan pemilihan dilakukan secara tertutup yang dirancang untuk memuluskan OSO untuk kembali menduduki jabatan ketum. Sebelumnya, nama Mirwan Amir disebut-sebut mau ikut meramaikan Munas dengan mengajukan diri sebagai ketua umum.

"Jadi memang kemarin ada juga kader yang mencoba untuk berupaya mencalonkan diri, tapi persoalannya nggak dapat dukungan satu pun juga. Tadi yang bersangkutan hadir, tapi juga tidak ada dukungan, Pak OSO ini kan didukung 34 DPD beserta DPC-nya," kata Inas. []

Berita terkait
OSO: Wiranto Anggota Biasa Hanura
Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menyatakan sejak 25 November 2016 tidak ada posisi Dewan Pembina. Wiranto hanya anggota.
Kerap Diajak Bentrok, Wiranto Lepas Posisi di Hanura
Wiranto resmi melepas posisi strategis di Partai Hanura karena kerap diajak bentrok dengan internal di tubuh partainya itu.
Wiranto Tuntut OSO Mundur dari Ketua Umum Hanura
Ketua Dewan Pembina Partai Hanura Wiranto menuntut Oesman Sapta Odang (OSO) mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum Partai Hanura
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu