TAGAR.id, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Jaringan Merah Putih 08 (DPN JMP 08), Poltak Agustinus Sinaga, menyesalkan pernyataan Ketua DPD PDI Perjuangan Nusa tenggara Barat, Rachmat Hidayat.
Diketahui, Rachmat Hidayat bahwa menyebut orang di NTB tidak bersyukur jika tidak memilih Ganjar Pranowo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
"Pernyataan tersebut merupakan pernyataan frustasi, pernyataan sombong dan arogan yang bisa memancing reaksi yang tidak baik dalam kehidupan berdemokrasi," kata Poltak dalam keterangannya pada Selasa, 20 Juni 2023.
"Jadi politisi Jangan ngaco dan ngawur, bisa berabe nanti," sambungnya.
Poltak menegaskan, dalam iklim demokrasi setiap indvidu memiliki hak untuk memilih calon presiden pilihannnya tanpa adanya untuk yang cenderung memaksakan pilihan.
"Apa dasarnya bahwa saudara-saudara kita di NTB harus berkewajiban memilih Ganjar sebagai presiden pada pilpres 2024 mendatang, itu kan ngawur," tegasnya.
"Bukankah setiap warga negara berhak dan bebas menentukan pilihannya masing-masing, jangan ngancem-ngancem dong, jangan memperkeruh suasana," ujarnya.
Lebih lanjut, diharapkan agar masyarakat NTB tetap semangat dan terus menjaga kondusifitas menjelang pemilu di tengah banyaknya narasi-narasi politis yang bisa memperkeruh situasi.
"Dan kepada saudara-saudara di NTB tetap semangat, jangan terintimidasi dengan ucapan ngawur seperti itu, gunakan hak pilih dengan bebas dan dewasa," ujarnya.
"Dan yakin lah siapapun yang akan menjadi presiden sebagai pemimpin Indonesia ke depan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun seluruh penjuru Tanah Air Indonesia," pungkasnya.
Sebelumnya, Rachmat bercerita dalam dua episode pilpres sebelumnya, yakni 2014 dan 2019, Presiden Joko Widodo selalu kalah di NTB.
Namun, kata Rachmat, kekalahan tersebut tidak sedikitpun mengurangi perhatian Jokowi kepada NTB.
Bahkan, ia menilai atensi Presiden Jokowi kepada NTB jauh lebih besar ketimbang provinsi lain di Indonesia. Proyek strategis nasional banyak dibangun di NTB.
"Dulu Pak Jokowi kalah dua kali, tetapi kita tetap di-support. Kalau sekarang (2024) Pak Ganjar tidak menang, maka orang NTB tidak tahu diri. Kita nggak bisa bersyukur namanya itu," bebernya.[]