Untuk Indonesia

Opini: Jalan Terjal Anies Menuju Pilpres 2024

Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada pertengahan bulan Oktober 2022.
Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas. (Foto: Tagar/Syva)

Fernando EMaS*


Masa jabatan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada pertengahan bulan Oktober 2022.

Sepertinya tim Anies ingin memaksimalkan sisa masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk kepentingan politik Anies 2024. Upaya tersebut dibuktikan dengan deklarasi Relawan Anies secara resmi mendeklarasikan Anies calon Presiden tepat pada 2 tahun pemerintahan Jokowi-Amin.

Anies akan menghadapi jalan terjal dan panjang untuk memenuhi ambisinya tersebut. Walaupun saat ini elektabilitas Anies berdasarkan hasil survei selalu masuk urutan tiga besar namun masih sulit untuk mendapatkan dukungan dari Partai Politik dan juga hambatan lainnya.

Setelah dicopot dari Menteri Pendidikan oleh Jokowi pada tahun 2016, Anies berhasil memenangkan Pilkada DKI Jakarta tahun 2017. Namun keberhasilannya pada Pilkada tidak akan menghasilkan keberhasilan yang sama pada saat akan mengikuti kontestasi pilpres pada tahun 2024. Ada seberapa hambatan yang akan dihadapi oleh Anies pada pilpres 2024 yang akan datang.

Pertama, persoalan dukungan partai politik pada saat Pilkada DKI mudah didapatkan oleh Anies karena pimpinan partai politik tidak ada yang berminat untuk ikut kontestasi pilkada DKI Jakarta pada saat itu. 

Kali ini yang ingin diikuti oleh Anies adalah kontestasi tingkat nasional, hampir semua pimpinan partai politik ingin ikut menjadi salah satu calon baik itu calon presiden atau wakil presiden. 

Sehingga akan sangat sulit bagi Anies untuk mendapatkan dukungan dari Partai politik walaupun Anies seringkali dikatakan akan diusung oleh beberapa partai seperti Partai Nasdem.

Kedua, Anies memiliki jarak yang begitu jauh dengan kelompok nasionalis karena dianggap terlalu memanfaatkan isu agama pada saat Pilkada DKI yang kemungkinan akan memanfaatkan isu yang sama kalau berkesempatan ikut pilpres 2024. Anies dianggap begitu dekat dengan Rizieq Shihab dan juga Gerakan 212. Sehingga dianggap sangat merugikan untuk kepentingan stabilitas negara apabila Anies maju dan akan menggunakan isu agama.

Ketiga, kalau meminjam istilah Jokowi "orang kita" untuk orang-orang yang dipercayanya. Anies Baswedan bukanlah "orang kita" bagi Jokowi. Hal tersebut dibuktikan dengan dicopotnya Anies dari Kabinet Jokowi-JK setelah dicopot dari Menteri pada bulan Juli 2016. 

Dicopotnya Anies pastinya karena dianggap gagal menjalankan tugas yang diberikan oleh Jokowi. Bagaimanapun Juga pada pilpres 2024 yang akan datang sangat memberikan peran penting karena berkaitan suksesi kepemimpinannya untuk kepentingan keberlangsungan kinerja yang sudah dilakukan selama 2 periode. 

Partai politik koalisi pendukung pemerintahannya kemungkinan besar masih akan menerima masukan Jokowi berkaitan dengan calon presiden dan wapres yang akan mereka usung. Begitu juga dengan relawan setia Jokowi yang sangat siap menantikan arahan dari Jokowi.


Semua tokoh yang saat ini sudah mulai sosialisasi capres dan cawapres pasti berharap bisa mengikuti kontestasi pilpres 2024.


Keempat, orang dekat Jokowi dari lingkaran Istana yang akan menjadi Pejabat Gubernur DKI akan memanfaatkan satu tahun lebih masa Jabatannya untuk menunjukkan kinerja yang baik dan akan membersihkan jaringan Anies yang dibentuk selama Anies menjadi Gubernur DKI.

Kelima, kemungkinan besar elektabilitas Anies akan turun setelah menjabat Gubernur DKI Jakarta. Popularitas dan elektabilitas Anies selama ini terbangun dengan jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta yang mendapatkan fasilitas publikasi di media. 

Apalagi sekitar satu tahun lebih Anies tidak menjabat sebagai pejabat publik sampai pada masa pilpres, sehingga dengan sendirinya publikasi atas dirinya akan semakin berkurang.

Semua tokoh yang saat ini sudah mulai sosialisasi capres dan cawapres pasti berharap bisa mengikuti kontestasi pilpres 2024. Namun yang terpenting bagi bangsa dan Negara adalah calon yang tidak merusak persatuan dan kesatuan hanya untuk memenangkan pilpres dengan memainkan isu yang berpotensi menimbulkan konflik antar masyarakat.[]


*Direktur Rumah Politik Indonesia

Baca Juga:

Berita terkait
Fernando Emas: Ada 3 Motif yang Diperjuangkan Moeldoko
Direktur RPI Fernando Emas mengatakan ada tiga hal penting yang sedang diperjuangkan pihak Meoldoko untuk menggusur kepemimpinan AHY.
AD ART Lampaui UU Parpol, Fernando Emas: Jadikan Pembelajaran
Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI), Fernando Emas mengatakan polemik yang terjadi dalam tubuh Demokrat dapat dijadikan pembelajaran.
Fernando Emas : Judicial Review AD/RT Demokrat Sangat Tepat
Hal ini menjadi pembelajaran bagi semua partai politik agar jangan sampai AD dan ART partainya melampaui UU Partai Politik.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina