Omicron Melonjak Bikin Pemimpin Jerman Rundingkan Kebijakan

Mereka diperkirakan akan memprioritaskan penggunaan tes PCR untuk kelompok orang yang paling berisiko
Warga Jerman diwajibkan memakai masker saat berbelanja di Dortmund, Jerman, 1 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Martin Meissner)

Jakarta – Kanselir Olaf Scholz dan 16 gubernur negara bagian Jerman berunding hari Senin, 24 Januari 2022, untuk memetakan jalan bagi upaya mengatasi pandemi virus corona. Mereka diperkirakan akan memprioritaskan penggunaan tes PCR untuk kelompok orang yang paling berisiko.

Jerman mencatat kenaikan tajam jumlah kasus yang dipicu varian omicron yang mudah menular. Pada hari Senin, pusat pengendalian penyakit nasional mengatakan 840,3 kasus baru per 100.000 penduduk telah tercatat selama sepekan terakhir, dan 63.393 kasus selama 24 jam terakhir. Menteri Kesehatan mengatakan dia memperkirakan jumlahnya akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari 2022.

Laporan situs independen, worldometers, menunjukkan sampai anggal 24 Januari 2022 jumlah kasus Covid-19 di Jerman sebanyak 8.717.145 dengan 117.354 kematian. Kasus harian terbanyak dilaporkan tanggal 21 Januari 2022 yaitu sebanyak 138.634.

Kanselir Jerman Olaf ScholzKanselir Jerman, Olaf Scholz, dalam rapat kabinet di Berlin, Jerman, 12 Januari 2022 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Hannibal Hanschke)

Sedangkan data di situs ourworldindata.org sampai 23 Januari 2022 menunjukkan persentase vaksinasi Covid-19 di Jerman mencapai 74,74% yang terdiri atas 72,64% dua suntikan dan 2,10% satu suntikan.

Pada 7 Januari 2022, Scholz dan para gubernur sepakat untuk memperketat persyaratan masuk ke restoran dan bar, dan memutuskan untuk mempersingkat masa karantina dan isolasi diri.

Scholz mengatakan kepada harian Sueddeutsche Zeitung menjelang pertemuan Senin bahwa Jerman tidak membutuhkan perubahan kebijakan terkait pandemi. Ia menambahkan bahwa dalam hal apapun tidak tepat untuk melonggarkan aturan secara luas di tengah gelombang kasus omicron.

Para pemimpin Jerman diperkirakan akan menyetujui upaya untuk membatasi penggunaan tes PCR karena peningkatan cepat dalam jumlah kasus mengurangi ketersediaannya. Prioritas diperkirakan akan diberikan kepada karyawan di sektor kesehatan, orang tua dan kelompok lain yang berisiko besar.

vaksinasi covid di kereta api di jermanPetugas medis Jerman melakukan vaksinasi terhadap warga di sebuah kereta, dalam program "Vaksinasi Ekspres" di Frankfurt, Jerman, di tengah lonjakan kasus CovidD-19 (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters)

Pertemuan Senin, 24 Januari 2022, diperkirakan tidak membahas secara mendalam pertanyaan tentang kemungkinan diberlakukannya mandat vaksinuniversal, yang didukung Scholz tetapi diserahkan kepada parlemen untuk memutuskannya, Parlemen diperkirakan akan mengadakan debat pertama pada Rabu, 26 Januari 2022, dengan berbagai proposal diajukan untuk mandat penuh atau terbatas, atau bahkan tanpa mandat.

Meskipun infeksi meningkat dengan cepat, sejauh ini belum disertai dengan peningkatan besar dalam kasus rawat inap. Tetapi para pejabat khawatir karena Jerman memiliki jumlah orang tua yang belum divaksinasi yang tinggi dibandingkan dengan beberapa negara Eropa lainnya (ab/lt)/voaindonesia.com. []

Dugaan Penipuan Jumlah Tes Covid-19 di Jerman

Antisipasi Mutasi Virus Corona Jerman Perpanjang Lockdown

Dana Pemulihan Covid-19 Sebesar 25,6 Miliar Euro Untuk Jerman

Covid-19 di Jerman Bisa Melonjak Lagi pada Musim Dingin

Berita terkait
Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 di Jerman Sekitar Tahun Baru
Menkes Jerman, Karl Lauterbach, katakan ia memperkirakan lonjakan kasus virus corona (Covid-19) di sekitar Tahun Baru