Ngotot Minta Dialog, AS Takut dengan Kekuatan Nuklir Pyongyang

Kantor berita KCNA melaporkan, pihak AS ketakutan oleh kekuatan senjata nuklir Pyongyang. Untuk itu, Washington ngotot minta dialog dengan Korut.
Kantor berita KCNA melaporkan bahwa pihak Amerika Serikat saat ini sedang ketakutan oleh kekuatan nuklir Pyongyang. Untuk itu, Washington ngotot minta dialog dengan Korea Utara (Korut).(Foto:fortune.com)

Seoul, (Tagar 27/12/2017) -Kantor berita KCNA melaporkan  bahwa pihak Amerika Serikat saat ini sedang ketakutan oleh kekuatan nuklir Pyongyang. Untuk itu, Washington ngotot minta dialog dengan Korea Utara (Korut).

Sementara itu, Korea Selatan (Korsel), Selasa memperkirakan Korut  bersedia maju ke meja perundingan dengan Amerika Serikat pada tahun depan.

Di sisi lain, Seoul masih tetap waspada dengan membentuk satuan militer khusus, yang menangani ancaman nuklir dari Korea Utara.

Pada Jumat pekan lalu, Dewan Keamanan PBB memberlakukan sanksi baru lebih berat kepada Korea Utara sebagai balasan atas uji peluru kendali antarbenua oleh negara tersebut. Pyongyang kemudian menyebut langkah Dewan Keamanan itu sebagai perang dan pengucilan ekonomi.

"Korea Utara akan mulai mengupayakan perundingan dengan Amerika Serikat dan pada saat bersamaan ingin diakui sebagai negara dengan hak mengembangkan senjata nuklir," kata laporan kementerian penyatuan Korea Selatan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sementara itu, kementerian pertahanan menyatakan akan menugaskan empat satuan militer untuk mengawasi kebijakan Korea Utara, dengan tujuan "merespon dan mencegah ancaman nuklir serta rudal Korea Utara. Ketegangan kawasan terus meninggi akibat program nuklir dan rudal Korea Utara.

Diplomat dari Amerika Serikat sudah menegaskan bahwa mereka mengupayakan solusi damai, namun Presiden Donald Trump justru menyebut perundingan sebagai langkah yang sia-sia. Trump menyatakan bahwa Pyongyang harus berkomitmen untuk menghentikan program nuklir mereka sebelum membuka meja perundingan.

China, yang selama ini menjadi sekutu terbesar Korea Utara, dan Rusia sama-sama mendukung sanksi terbaru dari Dewan Keamanan, yang ditujukan untuk membatasi akses negara tersebut terhadap produk minyak jadi dan mentah, serta menghambat remitansi dari pekerja di luar negeri.

Pada Selasa, Beijing merilis data bea cukai yang mengindikasikan bahwa China telah menghentikan ekspor produk minyak ke Korea Utara pada November.

China, yang merupakan sumber utama Korea Utara untuk mendapatkan pasokan energi, tidak mengekspor bensin, bahan bakar pesawat, dan jenis minyak lainnya kepada negara tetangganya pada bulan lalu. China juga menghentikan impor biji besi dan batu bara dari Korea Utara pada bulan yang sama.(ant/wwn)

Berita terkait
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah