Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 5,67 Miliar Dolar AS

Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 24,81 miliar dolar AS atau naik 0,13 persen dibanding ekspor September 2022
Ilustrasi - Seorang pekerja berjalan di atas tumpukan kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 22 Januari 2021. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana)

TAGAR.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2022 mengalami surplus 5,67 miliar dolar AS. Sasmito Madrim melaporkannya untuk VOA.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Setianto, mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 24,81 miliar dolar AS atau naik 0,13 persen dibanding ekspor September 2022. Sedangkan nilai impor mencapai 19,13 miliar dolar AS atau turun 3,4 persen dibandingkan September 2022. Dengan demikian, kata dia, neraca perdagangan nasional mengalami surplus sebesar 5,67 miliar dolar AS.

"Kalau kita lihat tren ke belakang, ini membukukan surplus selama 30 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Setianto dalam konferensi pers secara daring pada Selasa, 15 November 2022.

SetiantoDeputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto. (Foto: voaindonesia.com/Tangkapan layar YouTube BPS)

Setianto menambahkan surplus neraca perdagangan tersebut ditopang komoditas nonmigas, seperti bahan bakar mineral, lemak dan minyak, serta besi dan baja. Sedangkan tiga negara yang menjadi penyumbang surplus terbesar yaitu India, Amerika Serikat, dan China.

Kendati demikian, untuk neraca perdagangan migas mengalami defisit. Beberapa komoditas yang menjadi penyumbang di antaranya, yaitu minyak mentah dan hasil minyak.

"Tiga negara dengan defisit nonmigas terbesar, yaitu Australia, Brazil, dan Korea Selatan," tambahnya.

Adapun jika dilihat dari negara-negara G20 selama periode Januari-Oktober 2022 mengalami surplus 22,2 miliar dolar AS. Atau meningkat dua kali lipat dibandingkan surplus sepanjang tahun 2021. Kendati demikian, surplus tersebut hanya terjadi pada delapan negara anggota G20, sedangkan 11 lainnya mengalami defisit.

"Tiga terbesar surplus (negara-negara anggota G20 -red), yaitu Amerika Serikat (AS), India, dan Uni Eropa," tambahnya.

sumur minyak pertaminaSumur minyak mentah milik PT Pertamina (Persero) di Pulau Bunyu, Kalimantan Timur, 8 Februari 2011 (Foto: voaindonesia.com/REUTERS)

Pengamat: Tren Perdagangan Jangka Pendek Masih Positif.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eka Puspitawati memprediksi tren perdagangan Indonesia dalam jangka pendek masih akan positif hingga akhir tahun ini. Ia beralasan transaksi perdagangan ke luar negeri masih berjalan dan meningkatnya mobilitas orang antar negara.

"Negara-negara yang punya potensi besar sebagai tujuan pasar Indonesia ke depan adalah negara-negara Timur Tengah yang lebih dekat ke Eropa seperti Turki, Georgia, dan Azerbaijan," tutur Eka kepada VOA, Selasa, 15 November 2022.

Selain itu, kata Eka, sejumlah negara di kawasan Afrika yang sedang berkembang juga dapat menjadi pasar yang potensial bagi Indonesia, antara lain Ghana, Afrika Selatan, dan Nigeria.

Menurutnya, negara-negara di Timur Tengah yang memiliki kedekatan budaya Islam berpotensi menjadi mitra dagang produk-produk halal. Sedangkan negara di Afrika membutuhkan banyak komoditas barang dan jasa untuk pembangunan. (sm/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Neraca Perdagangan Indonesia Juni 2022 Surplus 5 Miliar Dolar AS
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2022 mengalami surplus 5,09 miliar dolar AS
0
Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 5,67 Miliar Dolar AS
Nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2022 mencapai 24,81 miliar dolar AS atau naik 0,13 persen dibanding ekspor September 2022