Negara Uni Eropa Tinjau Bantuan untuk Palestina Pasca Serangan Hamas

Uni Eropa mengatakan pihaknya sedang meninjau bantuan pembangunan menyusul serangan Hamas terhadap Israel
Oliver Varhelyi, komisaris Uni Eropa untuk Kawasan Permukiman dan Pembangunan (Foto: Dok/voaindonesia.com/Courtesy)

TAGAR.id, Brussels, Belgia - Di tengah kecaman negara-negara Barat termasuk Prancis dan Australia atas serangan Hamas terhadap warga sipil Israel ada pernyataan simpati pada nasib warga sipil Palestina yang sangat bergantung pada bantuan kemanusiaan internasional. Serangan terbaru Hamas ini sempat membuat sejumlah negara Eropa mempertimbangkan bantuan ini.

Prancis pada hari Selasa (10/10-2023) mengatakan pihaknya menentang penangguhan bantuan yang “secara langsung” bermanfaat bagi Palestina, setelah Uni Eropa mengatakan pihaknya sedang meninjau bantuan pembangunan menyusul serangan Hamas terhadap Israel.

Oliver Varhelyi dari Hongaria, komisaris Uni Eropa untuk Kawasan Permukiman dan Pembangunan, mengatakan bahwa bantuan tersebut telah ditangguhkan, meskipun blok tersebut kemudian mengklarifikasi bahwa hal tersebut tidak terjadi.

Tahun lalu, Prancis menyumbangkan bantuan sebesar 95 juta euro (101 juta dolar AS) kepada warga Palestina di Gaza yang dikuasai Hamas; Yerusalem timur yang dianeksasi Israel; Tepi Barat yang diduduki Israel namun dikelola oleh Otoritas Palestina; dan kamp-kamp pengungsi di negara-negara tetangga.

warga palestina dan reruntuhan gedungWarga Palestina berjalan di dekat reruntuhan sebuah bangunan setelah terkena serangan udara Israel, di Kota Gaza, 8 Oktober 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

Kanselir Jerman Olaf Scholz, Selasa mengatakan Jerman mempertimbangkan bantuan kemanusiaan ini secara hati-hati,

“Tentu saja kita sekarang perlu melihat segala sesuatunya dengan hati-hati. Di satu sisi, ini terkait bantuan kemanusiaan, yang sering kali dibagikan jauh dari wilayah konflik, di mana masyarakat diberi bantuan supaya mereka memperoleh air, makanan. Pada saat sama harus dipastikan bahwa tidak ada kejadian yang mendukung struktur yang berhubungan dengan aksi teror."

Sementara itu di Australia, ratusan demonstran pro-Palestina pada hari Senin berunjuk rasa di Sydney. Mereka berkumpul di tangga Gedung Opera. Layar gedung yang terkenal itu menyala dengan warna biru dan putih mencerminkan bendera Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap komunitas Yahudi di Australia.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah menyerukan agar demonstrasi pro-Palestina di Sydney dihentikan. Pemimpin oposisi konservatif Peter Dutton mengecam protes tersebut sebagai tindakan yang "tercela" dan "tidak terbayangkan di Australia modern".

Salah seorang aktivis pro-Palestina mengatakan kepada media lokal bahwa “sangat menyedihkan melihat warga sipil terbunuh” di Jalur Gaza akibat serangan udara Israel.

Menteri Luar Negeri Penny Wong, Selasa kepada Australian Broadcasting Corp. mengatakan serangan yang dilakukan oleh militan Hamas terhadap Israel adalah hal yang “menjijikkan”.

"Israel berhak untuk membela diri dan ini adalah serangan yang keji. Dan penyanderaan, serangan terhadap warga sipil, foto-foto mengerikan yang kita lihat, mengingatkan kita pada situasi keamanan yang dihadapi Israel,” tukasnya.

Australia telah memperbarui saran perjalanannya sejak kekerasan dimulai dan mendesak warganya agar mempertimbangkan kembali perjalanan ke Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina secara keseluruhan karena situasi keamanan yang tidak menentu, termasuk ancaman terorisme, konflik bersenjata, dan kerusuhan sipil.

Australia telah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sejak tahun 1949. Di Canberra, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan “Australia memiliki hubungan yang hangat dan dekat dengan Israel.”

Secara politis, Canberra berkomitmen terhadap solusi dua negara di mana Israel dan negara Palestina kelak bisa hidup berdampingan dalam batas-batas yang diakui secara internasional.

Di tempat lain di kawasan Indo-Pasifik, pemerintah Malaysia mengatakan bahwa negaranya menyatakan solidaritas terhadap perjuangan Palestina.

Indonesia yang sudah lama menjadi pendukung perjuangan Palestina mengatakan sangat prihatin dengan meningkatnya konflik antara Israel dan Palestina dan menyerukan agar kekerasan diakhiri.

Sekitar 100 pengunjuk rasa, yang diorganisir oleh Partai Buruh Indonesia, Selasa berunjuk rasa menuju Kedutaan Besar AS yang dijaga ketat di Jakarta pada hari Selasa, 10/10-2023.

Para pengunjuk rasa mengibarkan bendera partai dan memegang poster yang menyerukan diakhirinya konflik Timur Tengah, ketika mereka berkumpul di sepanjang jalan utama di luar kedutaan.

Said Iqbal, Ketua Partai Buruh Indonesia mengatakan, "(Kami) Meminta kepada PBB kami meminta untuk menurunkan pasukan perdamaian ke Palestina dan kepada Bapak Presiden Jokowi untuk mengirimkan Indonesia menjadi bagian daripada pasukan perdamaian tersebut."

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Selasa (10/10-2023), juga mengutuk serangan terhadap Israel. (my/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Bisa Picu Perang di Kawasan Indo Pasifik, Anis Matta Minta Pemerintah Pantau Perkembangan Perang Hamas Vs Israel
Ketum Gelora Anis Matta meminta pemerintah secara serius memantau perkembangan perang Hamas melawan Israel yang telah menewaskan banyak jiwa.