Jakarta – Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, pada Minggu, 30 Januari 2022, mengatakan aliansi militer Barat tidak memiliki niatan untuk mengerahkan pasukan ke Ukraina, apabila Rusia menginvasi bekas republik Soviet itu. Tapi Moskow menghendaki kejelasan mengenai upaya keamanan semacam apa yang akan diterapkan NATO di wilayah Eropa timur.
"Kami tidak ada rencana untuk menerjunkan pasukan tempur NATO ke Ukraina .... kami fokus pada penyediaan bantuan," kata Stoltenberg kepada BBC. "Ada perbedaan antara menjadi anggota NATO dengan menjadi mitra yang kuat dan sangat dihargai seperti Ukraina."
NATO telah meningkatkan kekuatan militernya di negara-negara anggota yang berbatasan dengan Rusia, karena khawatir akan kemungkinan invasi Rusia terhadap Ukraina. Moskow telah telah menempatkan lebih dari 100.000 tentara serta persenjataan di sepanjang wilayah perbatasan timur dengan Ukraina.

Di Amerika Serikat (AS), Juru Bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan kepada Fox News Sunday bahwa invasi oleh Rusia "bisa saja terjadi sewaktu waktu." Kirby mengatakan Presiden Rusia, Vladimir Putin, “terus menambah serdadu" di seberang wilayah perbatasannya dengan Ukraina.
Presiden AS, Joe Biden, dan para pemimpin negara Barat lain telah berulangkali memperingatkan mereka akan menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Moskow apabila negara itu melakukan invasi terhadap Ukraina (vm/jm)/voaindonesia.com. []
Biden Kuatkan Komitmen Soal Ketegangan Rusia dan Ukraina
Militer Amerika Kirim Senjata untuk Ukraina
Konsekuensi Berat Bagi Rusia Jika Invasi Ukraina
Menlu Jerman Kunjungi Rusia Usai Melawat ke Ukraina