Natalius Pigai Sebut AHY Kelak Pemimpin Berkelas Dunia

Isu kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat yang diembuskan Agus Harimurti Yudhoyono memancing reaksi ragam pihak, termasuk Natalius Pigai.
Natalius Pigai. (Foto: Tagar/IG)

Jakarta - Isu kudeta kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat yang diembuskan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memancing reaksi ragam pihak, termasuk eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

AHY sendiri dalam keterangan persnya pada Senin, 1 Februari 2021, bersama sejumlah jajaran DPP Partai Demokrat, mengatakan upaya pengambilalihan secara paksa atas kepemimpinan Partai Demokrat menjadi ujian baginya sebagai pemimpin dan ketua umum partai.

Sementara bagi Natalius Pigai, aktivis dari Papua yang belakangan sosoknya menjadi perhatian lantaran mendapat serangan rasisme dari politisi Partai Hanura, menilai bahwa sosok AHY merupakan politisi muda yang kelak menjadi pemimpin Indonesia berkelas dunia.

"Kita tidak bicara tentang Capres 2024. AHY politikus muda yang akan jadi pemimpin Indonesia berkelas dunia," kata Pigai dalam cuitan di media sosial Twitter dilihat Tagar, Selasa, 2 Februari 2021.

"Saya minta rakyat dari Sabang-Merauke jaga aset terbaik ini. Tidak boleh dimatikan karier masa depan politiknya. Kalau salah ambil keputusan politik maka kritik saja untuk membesarkannya," sambungnya di akun @NataliusPigai2.

Seorang warganet bernama Bara Damanik mengaku sepakat dengan narasi Pigai tersebut. Dalam kolom komentar pemilik akun @baradamanik ini mengatakan, "Saya sih yes. Karena yang lain sudah tidak bisa diharapkan. Bisa dipertimbangkan mengingat track record sang ayah," tulisnya.

Warganet bernama Raharjo, pemilik akun @raharjokw juga menyebut setuju, bahwa AHY kelak akan menjadi pemimpin berkelas dunia. "Setuju Bang. AHY pemimpin sekelas dunia yang tidak pakai plonga plongo," tulisnya.

Lima Pelaku Kudeta?

Sebelumnya, Tagar memberitakan Ketua Umum Partai Demokrat AHY menyebut dugaan upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa.

Menurut kesaksian banyak pihak yang didapatkan, kata AHY, gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo.

"Gerakan ini juga dikatakan sudah mendapat dukungan dari sejumlah menteri dan pejabat penting di pemerintahan Presiden Joko Widodo," ujarnya.

Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi

Pihaknya yang tidak mudah percaya dan tetap mengedepankan azas praduga tak bersalah dalam permasalahan tersebut, sambung AHY, kemudian mengirimkan surat secara resmi kepada Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait kebenaran berita yang didapatkan pihaknya.

Gabungan dari pelaku gerakan ini, beber AHY, ada lima orang.

1. Satu kader Partai Demokrat aktif.

2. Satu kader Partai Demokrat yang sudah enam tahun tidak aktif.

3. Satu mantan kader Partai Demokrat yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi.

4. Satu mantan kader Partai Demokrat yang telah keluar dari partai tiga tahun lalu.

Baca juga: 

"Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan yang sekarang sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasinya kepada Presiden Joko Widodo," terangnya.

Sementara, lewat akun Twitter @Andiarief, pengurus DPP Partai Demokrat Andi Arief menyebut Moeldoko sebagai orang dekat Presiden Jokowi yang bermaksud mengkudeta kepemimpinan di DPP Partai Demokrat.

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," cuit Andi dilihat Tagar, Senin, 1 Februari 2021.

"Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," tulis dia.

Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko akhirnya angkat bicara terkait tudingan terhadapnya.

Moeldoko mengaku jika dirinya merupakan bagian dari orang yang mencintai Partai Demokrat.

"Saya sih sebetulnya prihatin gitu ya melihat situasi itu, karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Februari 2021.

Mantan Panglima TNI itu menjelaskan, isu ini bermula dari foto-foto dirinya bersama sejumlah tamu. Para tamu tersebut datang berbondong-bondong dan menceritakan tentang situasi terkini.

Moeldoko mengaku selalu membuka pintu untuk siapa saja yang hendak bertamu. Dari pembicaraan tersebut, lalu sampai pada pembahasan situasi Partai Demokrat.

"Mereka datang berbondong-bondong ya kita terima, konteksnya apa saya juga nggak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian," ujar Moeldoko.

"Berikutnya pada curhat tentang situasi yang dihadapi ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya udah dengerin aja," tuturnya.

Kendati demikian, Moeldoko tak keberatan isu ini digulirkan. Namun, ia mewanti-wanti AHY untuk tidak dengan mudahnya menuding Istana, apalagi melibatkan Presiden Joko Widodo.

"Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi, jangan dikit-dikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini, karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, nggak tahu apa-apa dalam hal ini," kata dia.[]

Berita terkait
Dituding Ingin Kudeta AHY, Moeldoko: Saya Mencintai Demokrat
Moeldoko mengaku jika dirinya merupakan bagian dari orang yang mencintai Partai Demokrat.
Isi Surat AHY ke Presiden Jokowi Soal Partai Demokrat
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan surat untuk Presiden Jokowi telah dikirim pada Senin pagi, 1 Februari 2021.
AHY Minta Klarifikasi Jokowi Soal Gerakan Pengambilalihan Demokrat
AHY berkirim surat ke Jokowi soal adanya dugaan keterlibatan pejabat penting negara dalam gerakan pengambilalihan paksa kepemimpinan partai
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi