Nasib Polisi yang Bilang CCTV Rusak di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Bagaimana nasib polisi yang bilang CCTV rusak di rumah Irjen Ferdy Sambo pada hari kejadian tewasnya Brigadir J, CCTV kini telah ditemukan.
Ilustrasi CCTV. Nasib Polisi yang Bilang CCTV Rusak di Rumah Irjen Ferdy Sambo. (Foto: Tagar/Pexels Mathias Reding)

TAGAR.id, Jakarta - Polisi yang bilang CCTV rusak di rumah Irjen Ferdy Sambo pada hari kematian Brigadir J, nasibnya sudah dinonaktifkan oleh Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Polisi yang bilang CCTV rusak di rumah Irjen Ferdy Sambo itu adalah Komisaris Besar Budhi Herdi Susianto. Ia sudah dinonaktifkan dari jabatan Kapolres Metro Jakarta Selatan.

CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo yang ia katakan rusak itu telah ditemukan dan bisa mengkonstruksi dengan jelas kasus kematian Brigadir J.

Sebelum dinonaktifkan, pada hari Selasa, 12 Juli 2022, Kombes Budhi mengatakan seluruh kamera closed-circuit television (CCTV) di kediaman Ferdy Sambo, mati, saat kejadian baku tembak yang menewaskan Brigadir J.

Budhi menyebut seluruh kamera CCTV di rumah itu mati karena decoder-nya rusak.

“Ya decoder-nya (rusak),” kata Budhi.

Meski menyebut seluruh kamera mati saat kejadian, Budhi tidak tahu berapa CCTV yang ada di rumah tersebut.

“Saya belum menghitung semuanya,” katanya.

Budhi juga mengatakan kamera CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo sudah mati sejak dua minggu sebelu kejadian baku tembak Brigadir J dan Bharada E.

Saat itu Budhi mengatakan, meski tidak ada rekaman kamera CCTV, pihaknya memastikan bahwa penyidik Polres Metro Jakarta Selatan terus menyelidiki kasus tersebut.

Baku tembak Brigadir J dan Bharada E di rumah Ferdy Sambo terjadi Jumat, 8 Juli 2022. Sehari setelahnya, beberapa polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang ada di kompleks perumahan.


Kami sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini.


Kombes Budhi Herdi SusiantoKombes Budhi Herdi Susianto dinonaktifkan dari jabatan Kapolres Metro Jakarta Selatan di tengah pengusutan kasus kematian Brigadir J. (Foto: Tagar/Pikiran Rakyat)


Hal itu disampaikan Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 di Kompleks Polri daerah Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

"Maksudnya bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi alat (dekoder) CCTV yang di pos. Itu (diganti) hari Sabtu, saya tahu hari Senin. Iya (polisi) tidak pakai seragam," kata Seno kepada wartawan, Kamis, 14 Juli 2022.

Seno mengatakan, ia tidak mengetahui pasti alasan polisi mengganti dekoder kamera CCTV yang posisinya berada di pos kompleks Polri tersebut.

"Sampai sekarang saya ketemu aja (polisi yang mengganti) juga tidak," kata Seno.

Menurut Seno, sejumlah kamera CCTV yang berada di kompleks Polri dipastikan aktif saat aksi baku tembak yang menewaskan Brigadir J itu terjadi.

Sejumlah kamera CCTV mengarah ke jalan perumahan.

"Kamera CCTV di luar masih aktif. Tidak tahu kalau di dalam (rumah warga). Kecuali kalau yang punya CCTV di dalam rumah mati, kita yang memperbaiki," kata Seno.

Seno mengaku merasa tersinggung dengan perilaku beberapa polisi yang mengganti dekoder kamera CCTV tanpa alasan dan seizinnya.

"Terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT," kata Seno.

Kini CCTV yang dibilang mati dan rusak itu telah ditemukan. Hal ini disampaikan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu malam, 20 Juli 2022.

Dedi mengatakan CCTV sedang diselidiki sebagai bukti terkait kasus penembakan Brigadir J.

“Kami sudah menemukan CCTV yang bisa mengungkap secara jelas tentang konstruksi kasus ini,” ujar Dedi Prasetyo.

CCTV tersebut, kata Dedi, sedang diselidiki di Laboratorium Forensik oleh Tim Khusus yang dibentuk Kapolri Listyo Sigit Prabowo.

Selanjutnya kata Dedi, hasil temuan akhir akan dibuka ke publik setelah proses pemeriksaan secara keseluruhan telah selesai.

"CCTV ini sedang didalami oleh timsus yang nanti akan dibuka apabila seluruh rangkaian proses penyidikan oleh timsus sudah selesai. Jadi dia tidak sepotong-potong, akan menyampaikan secara komperhensif,” ujar Dedi Prasetyo.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi mengatakan bukti rekaman CCTV diambil dari beberapa sumber.

Sehingga butuh proses sinkronisasi dan kaliberasi waktu untuk mendapatkan hasil temuan yang akurat.

“Kadang-kadang ada tiga CCTV di sana, di satu titik yang sama tapi waktunya bisa berbeda-beda," kata Andi.

"Nah, tentunya ini harus melalui proses yang dijamin legalitasnya. Jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik, tapi berdasarkan data CCTV itu sendiri,” lanjutnya.

Banyak kejanggalan dalam penanganan kasus kematian Brigadir J di rumah Irjen Ferdy Sambo, Jumat, 8 Juli 2022.

Kapolri Listyo Sigit Prabowo akhirnya membentuk tim khusus untuk membuat terang kasus tersebut.

Selain Kombes Budhi yang dinonaktifkan di tengah pengusutan kasus, Irjen Ferdy Sambo juga terlebih dulu sudah dinonaktifkan dari jabatan Kadiv Propam.

Satu lagi Brigjen Hendra Kurniawan juga dinonaktifkan dari jabatan Kepala Biro Pengamanan Internal di Lingkungan Polri Bidang Profesi dan Pengamanan (Karo Paminal Propam).

Brigjen Hendra ini yang mengantar jenazah Brigadir J ke keluarganya di Jambi. Dan pada saat keluarga ingin membuka peti jenazah, ia melarangnya. []

Berita terkait
Ada Siapa Saja dalam CCTV yang Ditemukan Polri pada Hari Kematian Brigadir J
Polri telah menemukan CCTV yang bisa mengungkap jelas konstruksi kasus kematian Brigadir di rumah Irjen Ferdy Sambo. Ada siapa saja dalam CCTV.
Hape Brigadir J Hilang, CCTV Rusak, dan Luka Sayatan di Beberapa Anggota Tubuh, Bukan Luka Tembakan
Hape Brigadir J hilang setelah ditembak Bharada E, CCTV rusak, dan luka sayatan di beberapa anggota tubuh, bukan luka tembakan - keluarga J.
Benarkah CCTV Rusak Saat Bharada E Tembak Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo
Pertanyaan muncul dari peristiwa polisi tembak polisi, Bharada E tembak Brigadir J di rumah Irjan Ferdy Sambo. Benarkah CCTV rusak saat kejadian.