Naik, Target Imunisasi Difteri di Jakarta Jadi 1,9 Juta Orang

"Kita sudah putuskan bahwa akan diteruskan ke seluruhnya, sehingga bukan hanya 1,2 juta orang yang menjadi target tapi 1,9 juta anak yang menjadi target."
Dokter muda tersebut terserang difteri bukan karena merawat pasien difteri, sebab dokter tersebut belum pernah merawat pasien difteri. Saat sedang menunggu jadwal keberangkatan program intensif, dokter itu mengalami demam, dan setelah diperiksa gelaja yang dialami itu pun sesuai dengan gejala-gelaja virus difteri. (Ilustrasi)

Jakarta, (Tagar 3/1/2018) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan 1,9 juta orang yang diimunisasi difteri, target tersebut diketahui mengalami peningkatan dari target semula sebesar 1,2 juta orang.

"Kita sudah putuskan bahwa akan diteruskan ke seluruhnya, sehingga bukan hanya 1,2 juta orang yang menjadi target tapi 1,9 juta anak yang menjadi target," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (3/1).

Menurut Anies, sepanjang tahun 2017 di Jakarta ditemukan 109 kasus difteri, angka ini meningkat secara signifikan. Pada tahun 2014 sebanyak empat kasus, tahun 2015 sebanyak sepuluh kasus dan tahun 2016 sebanyak 17 kasus.

"Pada tahun 2017 melonjak menjadi 109 kasus, jadi lompatannya cukup tinggi karena itu kita melakukan langkah-langkah yang juga ekstra ordinary," tutur Anies.

Di Jakarta, kasus penyakit difteri ini semakin meningkat setiap tahunnya. Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta telah melaksanakan program Outbreak Response Immunization (ORI) penyakit difteri secara serentak di sejumlah wilayah pada Jumat (8/12).

Seperti diketahui, penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium Diphteriae. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 2-5 hari dan akan menular selama 2-4 minggu, memiliki gejala antara lain demam, batuk, sulit menelan, selaput putih abu-abu (pseudomembran), pembengkakan pada leher, sulit bernafas.

Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat. Namun penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi rutin yang lengkap (imunisasi dasar pada usia dua bulan, empat bulan dan enam bulan, 18-24 bulan dan usia sekolah dasar. (sas/ant)

Berita terkait