Myanmar Menentang Kasus Rohingya di Mahkamah Internasional

Junta militer Myanmar gantikan Aung San Suu Kyi di pengadilan tinggi PBB berusaha hentikan kasus dugaan genosida muslim Rohingya
Pengungsi Rohingya menuju ke Pulau Bhasan Char bersiap untuk menaiki kapal angkatan laut dari kota pelabuhan Chattogram, Bangladesh (Foto: voaindonesia.com/AP)

Jakarta - Junta militer Myanmar menggantikan Aung San Suu Kyi di pengadilan tinggi PBB pada Senin, 21 Februari 2022. Mereka berusaha menghentikan kasus dugaan genosida muslim Rohingya.

Aung San Suu Kyi secara pribadi mempresentasikan argumen Myanmar di Mahkamah Internasional (ICJ) ketika kasus genosida terhadap muslim Rohingya pertama kali disidangkan pada Desember 2019, tetapi kemudian dia digulingkan sebagai pemimpin sipil dalam kudeta militer tahun 2021.

Peraih Nobel Perdamaian yang menghadapi kritik dari kelompok-kelompok hak asasi manusia itu sekarang berada di bawah tahanan rumah.

Dalam "keberatan awal” pada Seninm 21 Februari 2022, Myanmar berargumen bahwa pengadilan tidak memiliki yurisdiksi atas kasus tersebut dan harus dibatalkan.

Media lokal Myanmar mengatakan junta memiliki delegasi baru yang dipimpin oleh Ko Ko Hlaing, menteri kerja sama internasional dan Thida Oo, jaksa agung yang menghadiri persidangan secara virtual. Meskipun keduanya terkena sanksi Amerika Serikat atas kudeta militer.

Kasus yang dibawa oleh negara Gambia yang mayoritas penduduknya muslim di Afrika itu menuduh Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas Rohingya atas tindakan keras militer berdarah tahun 2017.

ICJ mengeluarkan perintah sementara pada Januari 2020 bahwa Myanmar harus mengambil "semua tindakan” untuk mencegah dugaan genosida terhadap Rohingya.

Aung San Suu KyiAung San Suu Kyi (Foto: dw.com/id)

Tindakan keras berdarah

Gambia akan membuat argumen tandingannya pada Rabu, 23 Februari 2022. Sebelumnya, Gambia menuduh Myanmar melanggar konvensi genosida PBB 1948. Kasusnya pun didukung oleh 57 negara Organisasi Kerja Sama Islam, Kanada, dan Belanda.

Sekitar 850.000 orang Rohingya dilaporkan mendekam di kamp-kamp di negara tetangga, Bangladesh, sementara 600.000 orang Rohingya lainnya tetap berada di negara bagian Rakhine di barat daya Myanmar. Kasus Rohingya di ICJ telah diperumit oleh kudeta yang menggulingkan Suu Kyi dan pemerintah sipilnya dan memicu protes massa, hingga tindakan keras militer berdarah. Lebih dari 1.500 warga sipil tewas, menurut kelompok pemantau lokal.

Menjelang sidang, NGU atau "Pemerintah Persatuan Nasional” yang didominasi oleh anggota parlemen dari partai terguling Suu Kyi menyebut mereka adalah "perwakilan yang tepat dari Myanmar di ICJ dalam kasus ini.” Namun, NUG tidak memiliki wilayah dan belum diakui oleh pemerintah asing mana pun dan telah dinyatakan sebagai organisasi "teroris” oleh junta [rw/ha (AFP)]/dw.com/id. []

Pemerintah Bayangan Myanmar Janji Bantu Rohingya

Setelah Kudeta Pengungsi Rohingya Semakin Takut ke Myanmar

Suu Kyi Bantah Myanmar Terlibat Pembantaian Rohingya

Pemulangan Pengungsi Rohingya Dijamin Myanmar

Berita terkait
Setelah Kudeta Pengungsi Rohingya Semakin Takut ke Myanmar
Pengungsi Myanmar semakin takut kembali ke Myanmar setelah kudeta militer karena pengalaman buruk mereka berhadapan dengan militer
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.