Mukena Syahrini Laku Keras, Pajaknya Rp 1,75 Miliar

Ditjen Pajak melalui akun Twitternya menyatakan hitungan PPN pengusaha mukena, yang dianggap netizen sindiran bagi Syahrini.
Mukena ini menjadi mahal lantaran adanya emas 24 karat yang melapisi permukaan mukena tersebut. (Foto: Instagram/@princessyahrini)

Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) melalui akun Twitter resminya merilis pernyataan ihwal hitungan pajak pertambahan nilai (PPN) bagi pengusaha mukena. Unggahan itu dianggap sebagian netizen sebagai sindiran bagi penyanyi Syahrini. 

Sebelum unggahan tersebut, istri Reino Barack itu sukses menjual 5.000 pcs mukena berlapiskan emas 24 karat dengan harga satuannya Rp 3,5 juta.

"Penjualan mukena 5000 buah @ Rp 3,5 juta Rp. 3.500.000 x 5000 = Rp 17,5 Miliar, PPN 10% = Rp. 1,75 Miliar," cuit Ditjen Pajak, Rabu, 29 Mei 2019.

Cuitan itu langsung viral di Twitter. Hingga kini cuitan tersebut telah di-like 4.937 kali dan menuai 923 komentar, serta di-retweet hingga 5.934 kali. Padahal cuitan tersebut tidak ditujukan pada pihak tertentu.

"Syahrini: penyumbang duit untuk bangun infrastruktur Endonesah..," komentar pemilik akun @CandraBalabad.

"3,5 Salary tiap bulanku dengan catatan: Sabtu gantiin orang yg batal kerja lembur, Minggu maksa boss pen masuk kerja sambil todongin cerulit. Gua suruh pacar kibas2in tuh mukena kemuka orang, and say mukena pajak mukena pajak syantiikk syantiikk," sambung pemilik akun @badboysbdg.

Bahkan, ada juga yang mempertanyakan harga mukena seperti disebut Ditjen Pajak tersebut.

"Apakah sudah dicek invoicenya? Harga 3,5jt tersebut apakah sdh termasuk ppn atau belom? InsyaAllah Syahrini taat pajak ya," seperti dikutip dari cuitan pemilik akun fasha1102 pada 31 Mei 2019.

Namun Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama mengatakan cuitan Ditjen Pajak itu bukan menyindir Syahrini. Namun, mengedukasi masyarakat ihwal PPN.

"Kalau berjualan sudah lebih dari Rp 4,8 miliar dalam setahun, pengusaha punya kewajiban menjadi PKP (Pengusaha Kena Pajak) dan memungut PPN 10 persen," ujar Hestu Jakarta, Kamis, 30 Mei 2019. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Demokrat: egah Polarisasi, Elit Politik Jangan Takut Berkompetisi
Demikian ditegaskan Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, dalam keterarannya pada Selasa, 28 Juni 2022.